
Pantau.com - Memelihara kucing sudah menjadi hal yang lazim di tengah masyarakat moderen saat ini, namun tanpa disadari, kotoran yang dihasilkan oleh kucing dapat membahayakan kesehatan karena menyebarkan toxoplasma yang bisa mengakibatkan gugurnya kandungan pada ibu hamil.
Toxoplasma merupakan sejenis protozoa yang bisa menular melalui kotoran kucing ke manusia atau hewan lainnya.
Seekor kucing yang terserang toxoplasmosis akan mengeluarkan jutaan telur (ookista) toxoplasma melalui kotorannya. Ookista pada kotoran kucing yang mengering akan terbang tertiup angin kemudian menempel pada tempat-tempat tertentu.
Baca Juga: Beberapa Hal Penting yang Sering Dilupakan Ibu Hamil Jelang Melahirkan
Kucing penyebar toxoplasma hanya kucing sakit setelah memangsa tikus, burung, daging mentah atau lainnya yang tercemar parasit toxoplasma gondii (sejenis protozoa atau hewan bersel satu), anak kucing dapat pula tertular sejak lahir dari induk yang terinfeksi.
Ookista yang menular pada manusia berubah bentuk menjadi kista yang mampu "mengendap" di jaringan tubuh, jika tertular pada wanita hamil dapat mengakibatkan keguguran atau cacat pada janin, seperti hydrocephalus (jadi kepala si bayi membesar dan berisi cairan), microcephali (otak bayi mengecil), dan masih banyak lagi yang kemungkinan besar berhubungan dengan syaraf otak.
Seseorang yang tertular penyakit itu bukan hanya bisa dialami bagi mereka yang memelihara kucing, tapi orang lain pun bisa terkena, sehingga upaya pencegahannya berkaitan dengan pola hidup dan kebersihan lingkungan.
Jika kebersihan rumah tidak diperhatikan, maka ookista pada kotoran kucing dapat menempel pada peralatan rumah dan mampu bertahan hidup hingga berbulan-bulan.
Baca Juga: Rutin Konsumsi Vitamin D Saat Hamil Bikin Tulang Anak Jadi Lebih Kuat
Sedangkan terhadap ibu hamil yang telah terinfeksi, segera periksakan ke dokter untuk dilakukan imunisasi TORCH.
Seseorang yang menderita toxoplasma akut pada umumnya tidak merasakan sakit yang tidak menarik perhatiannya sehingga tidak terdeteksi.
Gejalanya mirip dengan penyakit infeksi lainnya, yaitu demam, pembesaran kelenjar limfa di leher bagian belakang tanpa rasa sakit, sakit kepala, rasa sakit otot, lesu atau lemas. Gejala ini biasanya sembuh secara spontan.
Bukan berarti tak boleh memelihara kucing, memperhatikan kebersihan dan menerapkan pola hidup sehat menjadi kunci terhadap kesehatan ibu hamil dan juga janin.
- Penulis :
- Kontributor NPW