Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Dituduh Lukis 30 Grafiti di Kereta Jepang, Pria Asal Australia Ditahan

Oleh Noor Pratiwi
SHARE   :

Dituduh Lukis 30 Grafiti di Kereta Jepang, Pria Asal Australia Ditahan

Pantau.com - Seorang pria Australia ditangkap di sebuah bandara Jepang karena melukis graffiti di kereta bawah tanah negara itu. Polisi setempat menemukan beberapa kaleng cat semprot dan spidol miliknya.

Polisi menuduh Paul Han, 27 tahun, telah masuk ke halaman depo kereta api di depok Bunkyo Tokyo pada 19 Februari tahun lalu dan membuat gambar graffiti di sejumlah gerbong kereta api selama lebih dari satu setengah jam.

Petugas mengatakan pihaknya sedang menyelidiki apakah Han juga terlibat dalam sebanyak 30 serangan grafiti lainnya di kereta api di Jepang, seperti dilansir ABC News, Sabtu (6/4/2019).

Baca juga: Seperti Apa Rasanya Berada di Atas Kapal Perang Tercanggih Australia

Polisi Jepang meyakini Paul Han berencana melakukan grafiti lagi. (Foto: ABC News)

Dia ditangkap di Bandara Narita pada hari Rabu (4 April 2019). Polisi yakin dia berencana untuk melakukan serangan grafiti lagi. Petugas polisi menemukan pemotong baut, lampu senter kepala, teropong, enam kamera GoPro, dan beberapa kamera lainnya milik Han.

Baca juga: Begini Jadinya Jika Trailer Avengers: Endgame Disulap Jaze Phua

Dia telah didakwa atas kerusakan bangunan dan properti, yang membawa hukuman penjara maksimum tiga tahun. Graffiti jarang terjadi di Jepang, karena seni jalanan ini dianggap tabu dan secara budaya tidak dapat diterima.

Petugas polisi menemukan gunting tang, lampu sorot kepala, teropong dan 6 kamera GoPro diantara barang milik Paul Han. (Foto: ABC News)

Rekaman Video serangan grafiti terhadap kereta di Tokyo yang diunggah pada tahun 2016 ini telah memicu beragam kecaman dari orang Jepang. Petugas mengatakan Han mengaku kepada mereka bahwa dia membantah tuduhan itu.

Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT) mengatakan mereka mengetahui laporan tersebut dan siap untuk menawarkan bantuan konsuler sesuai kebutuhan.


rn
Penulis :
Noor Pratiwi