
Pantau.com - Seorang pria bersenjatakan senapan melakukan tembakan brutal yang menewaskan 20 orang di sebuah Toko Walmart di El Paso, Texas, Amerika Serikat, Sabtu 3 Agustus 2019 waktu setempat. Pelaku juga melukai lebih dari puluhan pengunjung sebelum ditangkap.
Banyak dari mereka yang berada di toko yang sibuk itu untuk membeli kembali persediaan anak sekolah saat mereka terperangkap dalam peristiwa tersebut, yang terjadi hanya enam hari setelah seorang remaja bersenjata menewaskan tiga orang di sebuah festival makanan di California Utara.
"Pada hari yang seharusnya merupakan hari normal bagi seseorang untuk berbelanja dengan santai, suasana berubah menjadi salah satu hari paling mematikan dalam sejarah Texas," kata Gubernur Texas Greg Abbott pada konferensi pers saat mengumumkan jumlah korban tewas.
Baca juga: 4 Orang Tewas dalam Penembakan Brutal di Pesta Kuliner California
Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador mengatakan tiga orang Meksiko termasuk di antara korban tewas. Enam orang Meksiko terluka. Itu adalah penembakan massal terburuk kedelapan dalam sejarah AS modern, setelah penembakan massal pada 1984 di San Ysidro yang menewaskan 21 orang.
Tersangka diidentifikasi sebagai lelaki kulit putih yang berusia 21 tahun dari Allen, Texas, sebuah kota di daerah Dallas sekitar 1.046Km di timur El Paso.
Saat ditanya oleh CNN tentang laporan adanya postingan daring pelaku yang cukup mengganggu, Jaksa Agung Texas Ken Paxton mengatakan dia tidak akan terkejut.
Baca juga: Infografis 5 Pembantaian Etnis Tersadis yang Pernah Terjadi di Dunia
"Saya pikir itu dapat membantu menjelaskan mengapa dia melakukannya," kata Paxton. "Mereka masih mewawancarainya."
Kepala polisi El Paso Greg Allen mengatakan pihak berwenang memiliki manifesto dari tersangka yang menunjukkan "ada potensi kejahatan rasial." Pejabat menolak untuk menguraikan dan mengatakan penyelidikan masih berlanjut.
- Penulis :
- Widji Ananta










