
Pantau.com - Jelang Pilkada Serentak 2018, Presiden Joko Widodo mengimbau rakyat Indonesia tetap bersatu, meski mempunyai pilihan yang berbeda.
"Silakan dipilih pemimpin-pemimpin yang paling baik. Berbeda pilihan boleh-boleh saja, silakan. Tetapi setelah itu, marilah kita rukun, bersaudara dan bersatu kembali. Marilah kita terus menjalin persaudaraan kita," kata Presiden pidato dalam acara pembukaan Festival Sholawat Nusantara Piala Presiden yang diselenggarakan Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Sabtu, 24 Februari 2018.
Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut mengajak ribuan santri yang hadir untuk berpikir positif, saling menghormati, saling menghargai, menjunjung nilai-nilai agama, etika dan budi pekerti.
"Jangan lagi kita berburuk sangka terhadap saudara kita, jangan lagi kita saling menjelek-jelekkan saudara kita, jangan lagi kita mencemooh di antara kita sebagai bangsa. Jangan lagi kita berprasangka buruk, suudzon satu sama lain. Jangan lagi kita saling mencela dan memfitnah di antara kita," katanya.
Baca juga: Rencana Bertemu Megawati, AHY Tunggu Restu SBY
Jokowi pun bercerita soal kunjungan kenegaraannya ke Bangladesh dan Afghanistan, dimana konflik membuat umat Islam menderita. Saat mengunjungi di Cox's Bazar, Bangladesh, Jokowi mengunjungi tempat pengungsian Etnis Rohingya dari Myanmar yang hidup berdesakan di dalam tenda.
Konflik berkepanjangan selama 40 tahun yang dialami Afghanistan juga lebih membuat umat Islam disana menderita. "Untuk itu, marilah kita jaga ukhuwah Islamiyah kita, ukhuwah wataniah kita, ukhuwah basariah kita," katanya.
Orang nomor satu di Indonesia itu juga menyampaikan bahwa dirinya sebagai "umara" (pemimpin) harus selalu melakukan silaturahmi para ulama untuk memandu dirinya dalam bekerja.
"Bagi kita pemerintah, ulama penyalur suara masyarakat, penyalur suara rakyat, penyalur suara umat, dan sebagai umara saya juga berkepentingan memperoleh saran, wejangan, dan tausiah dari para ulama yang hadir pada acara malam ini," katanya.
- Penulis :
- Dera Endah Nirani