billboard mobile
HOME  ⁄  Ekonomi

Ramai-Ramai Serukan Boikot Produk Pendukung Israel, Emangnya Ngefek?

Oleh Aditya Andreas
SHARE   :

Ramai-Ramai Serukan Boikot Produk Pendukung Israel, Emangnya Ngefek?
Foto: Gerakan Boikot Israel.

Pantau - Ajakan untuk memboikot produk-produk yang berkaitan dengan Israel serta Amerika Serikat (AS) terus menggema melalui media sosial.

Hal tersebut dianggap sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina yang saat ini tengah menghadapi gempuran agresi militer dari tentara Zionis Israel.

Pakar Marketing Kafi Kurnia menilai, aksi boikot yang dilakukan sesungguhnya tidak efektif karena produk Israel tidak memiliki merek terkenal secara global.

Menurutnya, imbauan boikot ini hanya berdampak pada beberapa merek terkemuka milik Amerika Serikat seperti Starbucks, McDonald's hingga Coca-Cola.

“Kita tidak punya diplomatik dengan Israel, setahu saya tidak ada impor barang Israel. Jadi, konsumen sangat sulit boikot Israel,” ujarnya ketika dihubungi, Minggu (5/11/2023).

Ia mengatakan, Israel tidak memiliki global brand yang mendunia. Sehingga, aksi boikot yang dilakukan sulit dinilai efektivitasnya.

“Merk yang global kebanyakan dari Amerika, berapa banyak sentimennya? Kalau sedikit, ya tidak efektif. Misalnya, mereka yang kecanduan Starbucks, seminggu dua minggu mungkin bisa boikot. Tapi seterusnya?” ucapnya.

Sebagai informasi, gerakan untuk memboikot, melakukan divestasi, dan memberikan sanksi kepada Israel muncul di berbagai platform media sosial.

Upaya ini membuat para pengguna akun menyebut merek-merek yang memiliki hubungan dengan Israel dan menyerukan boikot, salah satu yang ramai menjadi sasaran yakni McDonald's yang disebut menawarkan makanan gratis bagi tentara Israel.

Selain itu, Starbucks juga menjadi sasaran setelah perusahaan tersebut menggugat serikat pekerjanya pada bulan ini atas akun media sosial mereka yang mengunggah dukungan warga Palestina.

Penulis :
Aditya Andreas

Terpopuler