
Pantau-Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan masih banyak peluang bagi industri batik dalam negeri untuk memperluas cakupan pasar ekspor. Sekaligus meningkatkan kontribusi bagi devisa negara.Menurutnya, hal itu karena besaran ekspor sektor batik pada triwulan II 2024 baru sebesar 8,33 juta dolar AS."Industri batik pun turut memberikan kontribusi terhadap ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT) dengan nilai 8,33 juta dolar AS yang menurut saya belum optimal, belum maksimal. Masih banyak peluang yang bisa kita manfaatkan untuk mengisi pasar-pasar ekspor dari batik nasional," kata Menperin Agus dalam acara Peringatan Hari Batik Nasional (HBN) di Jakarta, Rabu (2/10/2024).
Baca juga: Warisan Budaya Dunia, Jokowi Ajak Masyarakat Kenakan Batik dengan Bangga
Agus mengatakan pihaknya membuat program dengan melibatkan para mitra (stakeholders) sebagai dorongan pemajuan ekspor sektor batik nasional seperti acara Hari Batik Nasional yang bekerja sama dengan Yayasan Batik Indonesia.Dalam kegiatan itu, Agus mengatakan dilakukan penumbuhan wirausaha baru, fasilitasi Indikasi Geografis (IG), pendampingan teknis produksi, serta fasilitasi mesin dan peralatan."Tahun lalu, kami memberikan fasilitasi Indikasi Geografis untuk Batik Complongan Indramayu, dan mengangkat Batik Complongan Indramayu sebagai tema Pameran Gelar Batik Nasional (GBN) 2023. Alhamdulillah, dampaknya cukup signifikan bagi perekonomian masyarakat setempat, dan dapat meningkatkan awareness konsumen terhadap Batik Complongan Indramayu," katanya.Lebih lanjut dirinya mengatakan, cara lain untuk mendorong promosi batik Indonesia dalam pasar global yaitu dengan menggunakannya dalam kegiatan resmi kenegaraan maupun sehari-hari.Kemenperin menyatakan industri batik dalam negeri tercatat sudah menyerap sebanyak 200 ribu tenaga kerja hingga Agustus 2024 yang tersebar di 201 sentra industri, 5.946 industri kecil menengah (IKM) di 11 provinsi.Industri kerajinan batik turut memberikan kontribusi besar terhadap neraca ekspor Indonesia, dengan kuantitas periode Januari-Juli (semester I) 2024 mencapai 9,45 juta dolar AS. (Tubagus Rachmat).
- Penulis :
- Wira Kusuma