
Pantau - Ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat (AS), Fed Funds Rate (FFR) yang moderat jadi tekanan negatif bagi nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis (10/10/2024).
Pada akhir perdagangan Kamis, rupiah melemah 48 poin atau 0,31 persen menjadi Rp15.678 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.630 per dolar AS.
Kinerja mata uang rupiah melemah imbas dolar AS terus menunjukkan kekuatannya di tengah ekspektasi pasar terhadap pemotongan suku bunga yang moderat oleh Federal Reserve (Fed) sebesar 25 basis poin pada pertemuan bulan November.
Demikian kata analis ICDX Taufan Dimas Hareva di Jakarta, Kamis (10/10/2024).
Baca juga: Rilis FOMC Minutes Soal Arah Suku Bunga AS Jadi Tekanan Negatif bagi Rupiah
Selain itu, risalah Federal Open Market Committee (FOMC) yang hawkish dari pertemuan September 2024 menegaskan pandangan bahwa pengetatan kebijakan Fed mungkin berlanjut, memberikan dukungan lebih lanjut bagi dolar AS dan akan berdampak pada pelemahan kinerja rupiah.
Di sisi lain, tekanan pada mata uang rupiah terjadi di tengah melemahnya ekonomi China, yang merupakan mitra dagang utama Indonesia.
Upaya pemerintah China untuk mendorong pertumbuhan melalui stimulus tidak memenuhi harapan investor, menyebabkan kekhawatiran berlanjutnya perlambatan ekonomi di negara tersebut.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis tergelincir ke level Rp15.658 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.607 per dolar AS.
Baca juga: Normalisasi Harga Minyak Dunia Bantu Rupiah Bertengger di Zona Hijau
- Penulis :
- Ahmad Munjin