
Pantau.com - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa (14/7/2020) berpotensi tertekan seiring masih tingginya kasus positif Virus Korona atau COVID-19.
Rupiah dibuka masih menguat 68 poin atau 0,47 persen menjadi Rp14.357 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.425 per dolar AS.
Baca juga: Terbawa Sentimen Pemulihan Ekonomi, Rupiah Menguat Rp14.370 per USD
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra, mengatakan rupiah mungkin mendapatkan tekanan hari ini setelah indeks saham AS semalam terkoreksi dan pagi ini sebagian indeks saham Asia melemah.
"Pelemahan dipicu kekhawatiran pasar terhadap meningginya kasus COVID-19 secara global dan masih memanasnya ketegangan hubungan antara AS dan China," ujar Ariston.
Negara bagian California, Amerika Serikat, melakukan lockdown kembali karena naiknya angka penularan COVID-19. Lockdown tersebut dinilai bisa mengganggu pemulihan ekonomi AS.
Baca juga: Sudah Pantaskah Indonesia Lakukan Redenominasi Rupiah?
Sementara itu soal hubungan AS-China, kali ini AS mempermasalahkan klaim kepemilikan China terhadap sumber daya di Laut China Selatan. "Di sisi lain, pasar juga masih mempertimbangkan potensi pemulihan ekonomi global di tengah pandemi yang bisa memberikan sentimen positif ke aset berisiko termasuk rupiah," kata Ariston.
Ariston memperkirakan rupiah berpotensi tertekan ke arah Rp14.550 per dolar AS, dengan level support di kisaran Rp14.350 per dolar AS. Pada Senin 12 Juli 2020 lalu, rupiah ditutup menguat 10 poin atau 0,07 persen menjadi Rp14.425 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.435 per dolar AS.
- Penulis :
- Tatang Adhiwidharta