Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Analis Ngarep Pernyataan Dovish dari The Fed Pulihkan Rupiah

Oleh Ahmad Munjin
SHARE   :

Analis Ngarep Pernyataan Dovish dari The Fed Pulihkan Rupiah
Foto: Petugas menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS. (Antara/Rivan Awal Lingga)

Pantau - Penguatan nilai tukar (kurs) rupiah diharapkan terjadi Kamis (20/3/2025) ini lantaran pengaruh dari pernyataan dovish dari Federal Reserve (The Fed). 

Rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS yang melemah setelah Kepala The Fed (Jerome Powell) memberikan pernyataan dovish dengan menurunkan asumsi pertumbuhan ekonomi AS (Amerika Serikat) dan mengisyaratkan akan ada lagi dua kali pemangkasan suku bunga tahun ini.

Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong mengungkapkan itu seperti dikutip ANTARA di Jakarta, Kamis (20/3/2025).

Ia menyebutkan, Powell memproyeksikan pertumbuhan ekonomi AS turun dari 2,1 persen menjadi 1,7 persen.

Baca juga: Gubernur BI Imbau Masyarakat Tetap Percaya dan Berinvestasi di Indonesia

Begitu juga dengan penurunan suku bunga acuan Federal Funds Rate (FFR) yang diperkirakan menyusut dari posisi saat ini 4,25-4,50 basis points (bps) menjadi 3,75-4,00 bps.

Saat ini The Fed sudah diprediksi akan mempertahankan suku bunga acuan FFR di kisaran 4,25-4,50 persen, berdasarkan informasi Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX).

Akan tetapi, proyeksi ekonomi terbaru dari para pejabat The Fed menjadi sorotan utama. Pasalnya, risiko resesi meningkat akibat kebijakan perdagangan yang agresif.

Sentimen pasar saat ini menunjukkan kekhawatiran, tarif impor AS dapat memperburuk inflasi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi. Ini berpotensi mendorong permintaan terhadap aset safe haven seperti emas. 

Baca juga: Sentimen Domestik Jadi Senjata Makan Tuan bagi Nilai Tukar Rupiah

Belum lagi pasar yang mencermati pernyataan The Fed terkait potensi pemangkasan suku bunga di semester kedua tahun ini.

"Namun, penguatan (rupiah) mungkin terbatas mengingat sentimen domestik yang belum pulih," timpal Lukman.

Sebelumnya, BEI melakukan pembekuan sementara perdagangan (trading halt) sistem perdagangan pada pukul 11.19.31 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS) pada Selasa (18/3/2025).

Pembekuan perdagangan menyusul penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencapai lebih dari 5 persen.

Baca juga: Rupiah Mendapat Katalis Positif dari Surplus Neraca Perdagangan RI

Beberapa faktor disebut-sebut sebagai biang kerok penurunan tersebut, seperti kekhawatiran investor terhadap pertumbuhan ekonomi, defisit anggaran, penurunan peringkat saham, hingga isu pengunduran Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Rupiah pada hari ini diperkirakan bergerak di kisaran Rp16.400-Rp16.550 per dolar AS dengan mengacu pada berbagai faktor tersebut.

Masih belum sesuai harapan, nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Kamis (20/3/2025) pagi di Jakarta melemah sebesar 38 poin atau 0,23 persen menjadi Rp16.493 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.531 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah Bangkit Manfaatkan Celah Sentimen Negatif pada Dolar AS

Penulis :
Ahmad Munjin