Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Rupiah Mendapat Katalis Positif dari Surplus Neraca Perdagangan RI

Oleh Ahmad Munjin
SHARE   :

Rupiah Mendapat Katalis Positif dari Surplus Neraca Perdagangan RI
Foto: Petugas menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS. (Antara/Rivan Awal Lingga)

Pantau - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS ditengarai mendapat katalis positif dari neraca perdagangan Indonesia bulan Februari 2025 yang surplus.

Neraca perdagangan RI bulan Februari yang kembali surplus dan juga stimulus yang dikeluarkan pemerintah China di hari Minggu (16/3/2025) kemarin bisa memberikan sentimen positif ke rupiah.

Pengamat pasar uang yang juga Presiden Direktur PT Doo Financial Futures Ariston Tjendra mengungkapkan itu kepada ANTARA di Jakarta, Selasa (18/3/2025).

Sebagaimana catatan Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan barang Indonesia surplus 3,12 miliar dolar AS. Meski surplus, angka ini turun sebesar 0,38 miliar dolar AS secara bulanan.

Baca juga: Rupiah Bangkit Manfaatkan Celah Sentimen Negatif pada Dolar AS

Surplus pada komoditas nonmigas yang sebesar 4,84 miliar dolar Amerika Serikat (AS) menjadi penopang surplus pada Februari 2025. Ini terdiri dari lemak dan minyak nabati, bahan bakar mineral, serta besi dan baja.

Data penjualan ritel AS bulan Februari yang lebih rendah dari ekspektasi pasar, yakni 0,2 persen dari perkiraan 0,6 persen menjadi faktor lain yang menopang nilai tukar rupiah. Penjualan ritel AS yang dalam tekanan ini bisa membantu ekonomi AS terhindar dari tekanan inflasi.

"Indeks dollar AS masih dalam tekanan, pagi ini masih bergerak di kisaran 103,40-an. Tekanan terhadap indeks dolar AS ini karena pasar masih melihat ekonomi AS dalam tekanan," timpal dia.

Namun pada saat yang sama, pelaku pasar masih khawatir dengan sikap Presiden AS Donald Trump yang terus mengeluarkan kebijakan kenaikan tarif ke negara-negara partner dagang. 

Baca juga: Rupiah Coba Menari di Atas Penderitaan Indeks PPI AS

Kebijakan dikhawatirkan pasar dapat memicu perang dagang yang berujung pada pelambatan ekonomi. Ini mendorong pelaku pasar melepas aset berisiko lagi dan jadi tekanan negatif bagi nilai tukar rupiah.

Belum lagi dengan perang baru yang dimulai oleh AS terhadap kelompok perlawanan Houthi di Yaman yang bisa mendukung penguatan dolar AS.

"Hari ini, masih ada peluang rupiah menguat ke arah Rp16.300, yang di sisi lain, potensi pelemahan ke arah Rp16.450," imbuh Ariston.

Asal tahu saja, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada pembukaan perdagangan Selasa (18/3/2025) pagi di Jakarta, menguat sebesar 14 poin atau 0,08 persen menjadi Rp16.392 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.406 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah Terus Melemah, Sri Mulyani Salahkan Kebijakan AS

Penulis :
Ahmad Munjin

Terpopuler