Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Gubernur BI Imbau Masyarakat Tetap Percaya dan Berinvestasi di Indonesia

Oleh Wulandari Pramesti
SHARE   :

Gubernur BI Imbau Masyarakat Tetap Percaya dan Berinvestasi di Indonesia
Foto: Gubernur BI Imbau Masyarakat Tetap Percaya dan Berinvestasi di Indonesia (dok. BI)

Pantau - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menegaskan bahwa Indonesia tetap menjadi destinasi investasi yang menarik, meskipun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat mengalami tekanan tajam.

Ia mengajak masyarakat dan investor untuk tetap optimis terhadap fundamental ekonomi nasional serta tidak ragu menanamkan modal di dalam negeri.  

"Kami akan terus memperluas pilihan instrumen investasi bagi para investor, tidak hanya terbatas pada Surat Berharga Negara (SBN), tetapi juga Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI)," ujar Perry.  

Baca juga: BI Pertahankan Suku Bunga 5,75 Persen di Maret 2025

Pernyataan ini disampaikan di tengah meningkatnya kekhawatiran terhadap kondisi pasar modal Indonesia, setelah IHSG mengalami koreksi hingga 5 persen pada perdagangan Selasa (18/3), yang bahkan sempat memicu penghentian sementara perdagangan (trading halt) di Bursa Efek Indonesia.  

Sejumlah ekonom menilai pelemahan ini dipengaruhi oleh kekhawatiran terhadap fundamental ekonomi Indonesia, yang menyebabkan sejumlah investor menarik dana dari pasar saham.

Namun, Perry menepis anggapan tersebut dengan menekankan bahwa BI terus berupaya menyediakan lebih banyak instrumen investasi, tidak hanya di pasar saham tetapi juga di obligasi dan sekuritas lainnya. 

Baca juga:  Rupiah Makin Tak Berdaya setelah The Fed Tak Butuh Pangkas Suku Bunga

Ia mencontohkan bahwa SRBI kini aktif diperdagangkan di pasar sekunder dengan nilai transaksi harian yang signifikan.  

"SRBI telah aktif diperdagangkan di pasar sekunder dengan rata-rata transaksi harian sekitar Rp 16 triliun," ungkapnya.  

Selain SRBI, BI juga memperkenalkan berbagai instrumen investasi lainnya, seperti Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), Sekuritas Utang Valas Bank Indonesia (SUVBI), serta instrumen khusus untuk pengelolaan Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA).  

Baca juga: Fed Tahan Suku Bunga Lebih Lama Bikin Rupiah Kecewa Berat

Di tengah volatilitas pasar, Perry menegaskan bahwa BI dan Kementerian Keuangan akan terus bersinergi untuk menjaga stabilitas ekonomi.

Ia menekankan bahwa kombinasi kebijakan moneter dan fiskal yang terukur akan memastikan stabilitas ekonomi serta mendukung pertumbuhan jangka panjang.  

"Kami bersama Menteri Keuangan akan terus bersinergi erat untuk memastikan kebijakan moneter dan fiskal yang prudent dalam menjaga stabilitas serta mendorong pertumbuhan ekonomi nasional," pungkasnya.

Baca juga: Begini Alasan LPEM UI Nilai BI Perlu Tahan Suku Bunga Acuan 5,75 Persen

Penulis :
Wulandari Pramesti