
Pantau - Para delegasi di COP30 mencapai kesepakatan akhir konferensi, namun hasilnya dinilai jauh dari harapan banyak delegasi, LSM, dan kelompok lingkungan.
Seruan Penghapusan Fosil dan Kekecewaan atas Minimnya Langkah untuk Amazon
Lebih dari 80 negara menyerukan peta jalan global untuk menghapuskan bahan bakar fosil, tetapi usulan tersebut tidak dimasukkan ke dalam naskah akhir.
Meskipun konferensi berlangsung di Belem, Brasil, yang dikenal sebagai gerbang Amazon, kesepakatan tidak memasukkan langkah signifikan untuk menghentikan deforestasi dan melindungi hutan hujan Amazon.
"Lokasi yang terbakar menjadi metafora yang tepat untuk menggambarkan kegagalan COP30 yang sangat besar dalam mengambil tindakan konkret untuk menerapkan penghapusan bahan bakar fosil yang didanai dan adil," ungkap Jean Su.
Jean Su menyatakan bahwa kebuntuan negosiasi terjadi karena negara-negara kaya yang memperoleh keuntungan dari bahan bakar fosil tidak memberikan dukungan finansial memadai kepada negara berkembang dan tidak membuat komitmen berarti untuk bergerak lebih dulu.
Presiden COP30 Andre Correa do Lago mengatakan akan menggunakan wewenangnya untuk menyusun peta jalan mengenai deforestasi dan bahan bakar fosil, namun peta jalan tersebut tidak mengikat karena tidak tercantum dalam perjanjian resmi dan tidak disetujui 195 negara.
Catatan Keberhasilan dan Pesan Optimisme dari WRI
World Resources Institute menyebut COP30 mencatat beberapa keberhasilan penting, seperti terobosan pendanaan adaptasi, perlindungan hutan dunia, dan peningkatan suara masyarakat adat.
"COP30 menghasilkan terobosan untuk melipatgandakan pendanaan adaptasi, melindungi hutan dunia, dan mengangkat suara masyarakat adat yang belum pernah terjadi sebelumnya," ujar Ani Dasgupta.
"Ini menunjukkan bahwa bahkan di tengah latar belakang geopolitik yang menantang, kerja sama iklim internasional tetap dapat membuahkan hasil," katanya.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf







