HOME  ⁄  Internasional

Kemenlu Jelaskan Erdogan Tinggalkan Ruangan Saat Prabowo Pidato di KTT D-8 Mesir

Oleh Muhammad Rodhi
SHARE   :

Kemenlu Jelaskan Erdogan Tinggalkan Ruangan Saat Prabowo Pidato di KTT D-8 Mesir
Foto: Presiden Prabowo Subianto saat menghadiri sesi khusus KTT ke-11 D-8 di Kairo, Mesir. (Tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden)

Pantau – Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) memberikan penjelasan terkait Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang meninggalkan ruangan saat Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan pidato dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) D-8 di Kairo, Mesir, Kamis (19/12/2024). Menurut Kemenlu, hal tersebut adalah hal yang biasa terjadi dalam pertemuan internasional.

“Jadi sifat keluar masuk ruangan meeting adalah hal yang lumrah untuk meeting internasional (termasuk di forum PBB),” kata Juru Bicara Kemenlu RI, Roy Soemirat, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (22/12/2024).

Roy menjelaskan bahwa pada pertemuan internasional seperti KTT D-8, para ketua delegasi kerap menghadiri sejumlah agenda paralel, termasuk pertemuan bilateral dengan delegasi negara lain di lokasi yang berbeda. Terkait Erdogan yang meninggalkan ruangan, Roy menegaskan bahwa delegasi Indonesia tidak dapat memberikan komentar mengenai jadwal ketua delegasi negara lain.

Baca juga: Presiden Prabowo Serukan Persatuan Negara Muslim di KTT D-8 Kairo

“Khusus dengan Presiden Turki, dapat disampaikan bahwa kedua pemimpin melakukan pertemuan dalam situasi yang sangat bersahabat, termasuk pada saat duduk berdekatan pada acara luncheon yang diselenggarakan setelah berakhirnya KTT,” ujar Roy.

Prabowo Serukan Persatuan Negara Muslim

Sebelumnya, dalam pidatonya di KTT D-8, Presiden RI Prabowo Subianto menyerukan pentingnya persatuan di antara negara-negara mayoritas Muslim di dunia. Prabowo menyebutkan, dengan populasi Muslim yang mencapai 2 miliar orang atau 25 persen dari jumlah penduduk dunia, persatuan dan kerja sama adalah kunci untuk mengatasi tantangan global dan mendukung perjuangan bangsa Palestina.

“Kita harus bekerja untuk memiliki kerja sama yang erat di antara kita. Kita harus bekerja untuk memiliki satu suara dan tidak terpecah belah,” ujar Prabowo di Istana Kepresidenan New Administrative Capital, Kairo.

Prabowo juga menyampaikan keprihatinannya atas konflik yang masih melanda banyak negara Muslim, seperti di Sudan, Libya, dan Yaman. Ia menegaskan bahwa konflik-konflik tersebut menghambat upaya bersama untuk mendukung perjuangan Palestina.

“Kita melihat Libya, pemimpin Muslim melawan pemimpin Muslim. Kita melihat pemimpin Muslim Yaman melawan pemimpin Muslim. Kapan ini akan berakhir? Bagaimana kita bisa membantu rakyat Palestina? Jika kita bertengkar satu sama lain,” ucap Prabowo dengan nada penuh keprihatinan.

KTT D-8 ini menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk terus mendorong persatuan di antara negara-negara Muslim, serta memperkuat kerja sama internasional untuk menghadapi tantangan bersama.

Penulis :
Muhammad Rodhi