HOME  ⁄  Internasional

Ilmuwan Australia Perbaiki Terumbu Karang dengan Proyek Serupa Bayi Tabung

Oleh Noor Pratiwi
SHARE   :

Ilmuwan Australia Perbaiki Terumbu Karang dengan Proyek Serupa Bayi Tabung

Pantau.com - Profesor Peter Harrison dari Southern Cross University mengatakan, para peneliti mengumpulkan jutaan telur dan sperma terumbu karang selama musim pembiakkan terumbu karang tahunan di kawasan Great Barrier Reef (GBR) tersebut.

"Ini adalah proyek restorasi larva terumbu karang terbesar yang pernah dicoba di mana pun di dunia. Untuk pertama kalinya kami akan mencoba dalam skala besar untuk menangkap jutaan telur dan sperma selama acara pembiakkan karang. Kami membangun penangkap sel telur dan sperma terumbu karang yang mengapung dari Moore Reef di lepas pantai Cairns," ucapnya

Seperti dilansir ABC, Rabu (28/11/2018), Profesor Harrison mengatakan, para ilmuwan akan menumbuhkan karang-karang kecil dalam kawasan terapung selama sekitar satu minggu dan ketika larva sudah siap, mereka akan diperkenalkan ke bagian terumbu karang yang paling rusak. Proses ini bertujuan untuk memperbaiki kerusakan yang dilakukan oleh pemutihan massal pada tahun 2016 dan 2017.

"Di Great Barrier Reef kami kehilangan lebih dari separuh terumbuh karang di dua peristiwa pemutihan karang baru-baru ini. Prospek ke depan akan suram untuk terumbu di seluruh dunia kalau kita dapat mengelola perubahan iklim," katanya.

Baca juga: Pertama di Asia Tenggara! Korea Selatan Legalkan Penggunaan Ganja

"Kami telah kehilangan begitu banyak terumbu karang sehingga lebih sedikit karang yang menjadi tempat bertelur ikan dan tingkat pembuahan akan menjadi lebih rendah dan miliaran larva karang perlu diisi ulang karena tidak bisa diproduksi secara alami," imbuhnya.

Ia juga mengatakan di masa depan kita perlu mulai mencari cara untuk melakukan proyek restorasi seperti ini dalam skala besar sehingga lebih bermakna.

Perkiraan El Nino dan pentingnya intervensi manusia

Biro Meteorologi Australia memperkirakan 70 persen kemungkinan adanya fenomena El Nino selama beberapa bulan ke depan, di mana suhu akan lebih hangat, lebih ekstrem, namun badai tropis sedikit berkurang.

"Ini benar-benar mendesak bagi kami untuk melakukan teknik itu mulai tahun ini, karena kita akan menghadapi potensi El Nino besar lain yang sedang berkembang dan konsekuensinya akan meningkatkan suhu laut dan kemungkinan besar terjadinya pemutihan besar," kata Profesor Harrison.

Ilmuwan kepala Otoritas Taman Laut Great Barrier Reef David Wachenfeld sepakat dengan hal tersebut dan mengatakan bahwa terumbu karang akan terus dalam tekanan saat suhu meningkat.

Baca juga: Pengguna ATM di Texas Dapat Tambahan Uang Gratis, Kok Bisa?

"Yang menjadi perhatian adalah ketika manusia berubah, iklim dunia sedang memanas, terumbu karang juga sedang memanas dan itu berarti kondisi yang mengarah pada pemutihan karang dan kematian terumbu karang yang terjadi lebih sering dan lebih parah," katanya.

Peneliti maritim Katie Chartrand mengatakan, proyek ini dijalankan bekerja sama dengan Universitas James Cook, Southern Cross University, dan Universitas Teknologi Sydney dengan bantuan dari para peneliti internasional dan organisasi pariwisata.

"Kami memiliki 55 orang yang terlibat dalam proyek ini. Kami juga memiliki tim yang datang dari Filipina untuk ambil bagian," ucap Katie.

Proyek restorasi terumbu karang bisa menjadi global

Profesor Harrison mengatakan, skala operasi dari proyek ini belum pernah terjadi sebelumnya tetapi perlu diperluas lebih lanjut.

"Proyek ini merupakan upaya berskala besar pertama untuk mengembalikan jutaan larva ke sistem terumbu karang dengan cara yang efisien. Kami kemudian berencana melakukan dalam skala lebih besar dan dalam beberapa tahun ke depan kami membidik skala kilometer persegi," kata Harrison.

Skala kerusakan pada terumbu karang di seluruh dunia sangat melimpah, lebih dari 70 persen terumbu karang di dunia sudah sangat buruk kondisinya dan 10 atau 20 persen lainnya menghadapi tekanan yang segera datang dari populasi manusia yang terus bertambah.

Chartrand mengatakan jika proyek itu berhasil, pendekatan serupa bisa diterapkan pada terumbu karang yang rusak di seluruh dunia.

Baca juga: Super Fatal! Tengok Apa yang Dipanggang oleh Karyawan Restoran Cepat Saji Ini

Penulis :
Noor Pratiwi

Terpopuler