
Pantau - Sebanyak 74 warisan dokumenter baru resmi ditambahkan ke dalam Memory of the World Register oleh UNESCO, termasuk lima koleksi penting yang berasal dari Indonesia.
Warisan dokumenter ini berasal dari 72 negara serta empat organisasi internasional, yang mencerminkan keragaman budaya dan sejarah dunia.
Topik yang tercakup dalam daftar baru ini antara lain revolusi ilmiah, kontribusi perempuan dalam sejarah, serta tonggak penting dalam multilateralisme.
Koleksi dokumenter tersebut mencakup buku, manuskrip, peta, foto, rekaman suara, hingga video yang menjadi saksi sejarah dan warisan kemanusiaan global.
Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay menyatakan bahwa "Warisan dokumenter adalah elemen penting namun rapuh dari memori dunia. Karena itu, UNESCO terus berupaya melestarikannya -- seperti perpustakaan Chinguetti di Mauritania atau arsip Amadou Hampâté Bâ di Pantai Gading -- dengan berbagi praktik terbaik, serta memelihara daftar ini sebagai rekaman dari jejak sejarah umat manusia".
Lima Warisan Dokumenter Indonesia yang Diakui Dunia
Warisan pertama adalah "Arsip Tari Jawa: Seni Tari Mangkunegaran, 1861–1944" yang didaftarkan oleh Indonesia, berisi dokumentasi koreografi, notasi musik, dan pertunjukan tari tradisional Mangkunegaran dari masa Mangkunegara IV hingga VII, terdiri dari 1.595 dokumen teks dan 640 foto.
Kedua, "Surat dan Arsip Kartini: Perjuangan untuk Kesetaraan Gender", diajukan oleh Indonesia dan Belanda, merupakan kumpulan surat dan arsip penting yang menggambarkan pemikiran R.A. Kartini tentang pendidikan dan emansipasi perempuan.
Ketiga, "Naskah Sang Hyang Siksa Kandang Karesian (SSKK)", adalah naskah Sunda abad ke-16 yang ditulis di atas daun gebang dan memuat ajaran moral serta hukum adat, mencerminkan kebudayaan dan relasi regional masyarakat Sunda kala itu.
Keempat, "Karya-Karya Hamzah Fansuri", diajukan bersama oleh Indonesia dan Malaysia, mengangkat warisan sastra dan pemikiran tokoh tasawuf Melayu abad ke-16, yang dikenal dengan gagasan wujudiyah dan karya-karya yang sempat dilarang.
Kelima, "Kelahiran Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN): Arsip Pembentukan ASEAN, 1967–1976", didaftarkan oleh empat negara pendiri, termasuk Indonesia, memuat dokumen, rekaman audio, wawancara, serta film yang mencatat awal berdirinya ASEAN.
Penambahan ini memperkuat posisi Indonesia sebagai negara dengan kontribusi penting dalam pelestarian warisan dokumenter dunia.
- Penulis :
- Leon Weldrick