Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Badan Kurus Bukan Berarti Bebas Konsumsi Garam, Gula dan Lemak, Begini Menurut Ahli Gizi

Oleh Latisha Asharani
SHARE   :

Badan Kurus Bukan Berarti Bebas Konsumsi Garam, Gula dan Lemak, Begini Menurut Ahli Gizi
Foto: Ilustrasi makanan sehat (pexels.com/@janetrangdoan/)

Pantau - Firlianita Ahdiyanti, Ahli Gizi dari Instalasi Pelayanan Gizi Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) Firlianita Ahdiyanti pada diskusi mengenai pengaturan diet untuk obesitas yang diikuti secara daring bulan lalu mengemukakan bahwa seseorang dengan badan yang kurus bukan berarti bebas untuk mengonsumsi garam, gula, dan lemak melebihi batas yang dianjurkan.

Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa orang dengan kondisi underweight atau berat badan kurang bukan berarti harus menaikkan berat badan dengan mengonsumsi makanan yang tinggi gula, garam, lemak, atau tinggi karbohidrat.

Menurutnya, cara menaikkan berat badan yang baik bagi orang yang berada dalam kondisi berat badan kurang bukan dengan cara makan bebas, karena pola makan juga tetap harus terkontrol. Cara menaikkan berat badan yang baik adalah dengan berfokus pada peningkatan massa otot. Hal ini dapat dilakukan dengan berolahraga secara rutin, khususnya melalui olahraga seperti angkat beban, yang kemudian ditunjang melalui makanan yang mengandung sumber protein yang baik.

Sehingga, dalam proses menambah berat badan tidak hanya menitikberatkan pada asupan atau intake makanan saja, tetapi juga aktivitas fisik. Dan aktivitas fisik yang baik adalah dengan cara melakukan olahraga rutin secara teratur dan terukur.

Ia juga menyarankan agar makan dengan pola gizi sehat dan seimbang, sesuai dengan yang dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melalui Program "Isi Piringku". Diketahui bahwa  "Isi Piringku" merupakan program gizi seimbang dan bentuk intervensi yang tepat dalam menekan laju pertumbuhan angka obesitas di Indonesia dan telah diterapkan di puskesmas.

Program "Isi Piringku" memuat seputar kualitas dan komposisi makanan yang baik untuk dikonsumsi, yang sebelumnya dikenal dengan istilah empat sehat lima sempurna. Program ini secara umum digambarkan sebagai porsi makan yang dikonsumsi dalam satu piring yang terdiri atas 50 persen buah dan sayur, dan 50 persen sisanya terdiri atas karbohidrat dan protein.

Penulis :
Latisha Asharani
Editor :
Muhammad Rodhi