billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

Bangun Hubungan Baru Usai Cerai, Psikolog Minta Calon Tak Bahas-Ungkit Masa Lalu Pasangan

Oleh Sofian Faiq
SHARE   :

Bangun Hubungan Baru Usai Cerai, Psikolog Minta Calon Tak Bahas-Ungkit Masa Lalu Pasangan
Foto: ilustrasi pengantin - freepik

Pantau - Psikolog keluarga dan pernikahan Yulistin Puspaningrum menyampaikan pentingnya menghindari membandingkan calon pasangan baru dengan pasangan sebelumnya saat memutuskan untuk membangun hubungan pernikahan baru setelah bercerai.

"Kita cari jodoh yang bisa menutup masa lalu, artinya tidak membandingkan dengan pasangan sebelumnya," kata Yulistin seperti dalam keterangannya, dilansir dari Antara, Selasa (27/2/2024).

Yulistin mengatakan, setiap orang memiliki karakter dan kepribadian masing-masing, karena itu sebaiknya tidak membandingkan calon pasangan baru dengan pasangan sebelumnya. Lebih baik fokus pada upaya untuk membangun keluarga bersama calon pasangan baru.

Menurut dia, penting pula bagi pasangan untuk menghadirkan suasana layaknya pacaran dalam upaya membangun hubungan.

"Di dalam kehidupan berumah tangga mereka perlu waktu berdua kayak pacaran lagi. Kadang ada orang tua enggak tega ninggalin anaknya karena masih kecil, (kalau begini) bisa minta saudara untuk jaga anaknya dulu," tuturnya.

Apabila salah satunya sudah punya anak, ia mengatakan, maka sebaiknya anak dikenalkan kepada calon pasangan baru dan diberi waktu agar bisa memahami dan menerima bahwa ibu atau ayahnya akan menikah dengan orang tersebut.

"Kalau dilihat pasangan karakternya oke, kita bujuk, anak tetap enggak mau, ya segera diputuskan, mau terus apa berhenti tetap mengutamakan anak," ujarnya.

Ia menekankan pentingnya mempertimbangkan perasaan dan pendapat anak dalam membuat keputusan untuk membangun hubungan pernikahan yang baru setelah bercerai.

Namun, jika anak tidak menerima kehadiran orang baru dalam hidup ayah atau ibunya tanpa alasan logis, seperti hanya tidak ingin orang tuanya bersama orang lain, Yulistin mengatakan, pasangan bisa mempertimbangkan untuk melanjutkan hubungan karena bisa jadi penolakan terjadi karena anak belum memahami kebutuhan orang tuanya.

Ia juga mengemukakan perlunya mengomunikasikan rencana pernikahan dengan keluarga besar.

"Kalau enggak setuju, apa pertimbangannya... Kalau misal dirasa pertimbangannya enggak logis, ya sudah ambil jalan enggak perhatikan pertimbangan tadi," pungkasnya.

Penulis :
Sofian Faiq