
Pantau - Indonesia siap berkolaborasi dengan Malaysia untuk menghadirkan festival budaya Islam-Melayu sebagai upaya memperkuat posisi Indonesia sebagai negara dengan keragaman budaya dan populasi muslim terbesar di dunia.
Kolaborasi Seni Publik dan Pemanfaatan Ruang Budaya
“Saya sangat mendukung pameran dengan konsep public art atau seni publik ini, terutama yang membahas budaya Islam-Melayu. Di Indonesia sendiri, ada banyak akulturasi budaya Indonesia dengan Islam, khususnya di bidang seni”, ungkapnya Fadli Zon.
Festival Malaysia Islamic Art and Design mengusung konsep seni publik sebagai media untuk mempromosikan budaya Islam-Melayu melalui instalasi di ruang-ruang publik.
Museum Gedung Pusaka Keraton Kanoman Cirebon disebut sebagai salah satu contoh ruang publik yang memanfaatkan perkembangan teknologi melalui instalasi dan video mapping.
“Kami baru saja meresmikan ruang pameran Museum Gedung Pusaka Keraton Kanoman yang ada di Cirebon. Ruangan tersebut awalnya merupakan gudang terbengkalai yang dibangun sekitar abad ke-18. Sekarang, gudang tersebut telah diubah menjadi rumah seni, dengan instalasi, video mapping yang dapat menampilkan narasi museum”, ia mengungkapkan, Fadli.
Festival 2026 dan Upaya Penguatan Ekosistem Seni Melayu
Festival Malaysia Islamic Art and Design dijadwalkan digelar pada November 2026 dan akan menampilkan instalasi seni di sejumlah ruang publik di Kota Jakarta.
Festival ini diharapkan menjadi sarana untuk mengenalkan budaya Islam-Melayu sekaligus wadah edukasi antara maestro seni dan masyarakat.
Paulina Gallardo menekankan pentingnya menciptakan ruang kolaborasi bagi pegiat budaya, kurator, dan penikmat seni.
“Untuk itu, festival ini menjadi inisiatif pertama yang merayakan warisan negara-negara Melayu, yaitu Indonesia, Malaysia, Brunei, Singapura, Thailand Selatan, dan Filipina Selatan”, ungkapnya Paulina.
Fadli juga menjajaki peluang kolaborasi antara pemerintah, pelaku budaya, dan sektor swasta untuk memajukan budaya Islam-Melayu.
“Dengan memajukan seni dan budaya Islam-Melayu, kita dapat membangun ekosistem berkelanjutan yang dapat memberikan kesejahteraan untuk para pelaku sektor seni”, ungkapnya Fadli.
- Penulis :
- Aditya Yohan







