Pantau.com - Lipstik milik sang ibunda seringkali jadi alat anak-anak untuk bermain, berkreasi dan menggambar. Tapi sebuah penelitian menyebutkan kandungan dalam lipstik bisa berbahaya untuk anak, bahkan saat masih di dalam kandungan sekalipun.
Baca juga: Terkuak, Kematian Ratu Elizabeth I Dikarenakan Lipstik
Melansir laman Indian Express, Jumat (1/3/2019) penelitian itu diterbitkan jurnal Environmental Research yang mengukur kadar phthalate dan metabolit di dalam urin para wanita hamil di trimester akhir, sekaligus juga urin anak-anak di usia tiga, lima, dan tujuh tahun.
Ditemukan, wanita yang selama kehamilannya menggunakan produk kecantikkan seperti lipstik yang terkandung zat kimia ftalat, berisiko menyebabkan bayinya kekurangan keterampilan motorik atau gerakan di usia remaja.
Setelah menginjak usia 11 tahun, anak-anak yang dikandung wanita itu kemudian dilakukan tes skrining motorik atau The Bruininks-Oseretsky Test of Motor Proficiency (BOT-2).
Kemudian ditemukan ibu yang selama akhir kehamilan terpapar zat ftalat berefek buruk pada motorik anak dalam jangka panjang, khususnya jika anak tersebut perempuan.
"Hampir sepertiga dari anak-anak dalam penelitian kami memiliki keterampilan motorik di bawah rata-rata. Anak dengan masalah motorik halus ini sering mengalami kesulitan berpartisipasi dalam kegiatan sehari-hari si anak, khusus olahraga," ujar Pam Factor-Litvak, Profesor Univeristas Columbia, Amerika Serikat.
Bahayanya lagi kata Favtor-Litvak, anak dengan masalah motorik ini juga akan mengalami rasa rendah diri, tingkat kecemasan berlebih, tinggi depresi dan gangguan perilaku, seperti halnya ADHD.
Baca juga: Penting Girls! Gunakan Pelembab Bibir di Malam Hari Setelah Pakai Lipstik
Masuknya phthalate ke tubuh dimungkinkan saat secara tidak sengaja ibu hamil atau anak-anak tanpa sadar menelan zat tersebut jika terkadung pada lipstik, wadah makanan plastik atau kemasan. Bahkan zat ini juga akan terserap melalui kulit.
"Sebisa mungkin, ibu hamil harus meminimalisir penggunaan produk seperti lipstik dan pelembab yang mengandung bahan kimia, dengan lebih seksama melihat daftar label produk," tutup Profesor Universitas Columbia, Julie Herbstman.
rn- Penulis :
- Gilang
