
Pantau - Eks narapidana terorisme (napiter) Robby Rubiansyah alias Abu Askar membeberkan, solidaritas para anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) cukup tinggi.
Abu Askar diketahui sebagai mantan anggota JAD Sukabumi-Cianjur. Ia juga sempat beraksi pada 2013 di Vihara Ekayana dan Kedutaan Besar Myanmar. Ia bebas dari Lembaga Pemasyarakatan dan mengaku kembali ke NKRI.
Awalnya, Robby mengungkapkan, JAD Bandung adalah salah satu cabang JAD yang masih berkegiatan. Robby menuturkan, JAD Bandung memiliki ideologi dan solidaritas kuat terhadap jemaahnya.
"Saya melihat ada sekian banyak bahasanya cabang JAD, memang salah satunya masih aktif itu Bandung, Bandung Raya lah bahasa mereka. Memang saya akui teman-teman JAD yang masih aktif itu punya solidaritasnya tinggi, artinya sesama jemaah pasti dibantu sampai betul-betul bisa mandiri," kata dia kepada awak media, Kamis (8/12/2022).
Baca juga: Densus 88 Tangkap 11 Terduga Teroris Anggota JAD di Merauke
"Ketika solidaritas kuat, mereka bantu. Bahkan dulu ketika saya masih berkiblat kepada mereka, bahasa mereka ketika ada ikhwannya (saudara jemaah) tertangkap, mereka biayai keluarganya dari uang kas. Saya alami sendiri, tuga tahun di dalam, keluarga istri anak di-support," sambungnya.
Sejumlah tokoh JAD Bandung Raya yang dikenalnya seperti Yayat Cahyadi merupakan pelaku bom panci di Taman Pandawa, Kota Bandung pada 2017. Mirip seperti Agus Sujatno, Yayat Cahyadi juga asalnya eks napiter yang kembali menjadi bomber.
Robby menegaskan, alasan terkuat para mantan napiter kembali menjadi bomber adalah faktor ekonomi. Robby menyebut, usai bebas dari lapas, mereka tak ada kegiatan, sementara kebutuhan ekonomi pun menjadi tuntutan yang harus dipenuhi.
"Dari pemerintah pun bukannya nggak ngasih bantuan, tapi untuk hari ini hitungan ngasih modal Rp5 sampai Rp10 juta cukup buat apa modal usahanya. Makanya saya bilang faktor ekonomi yang menyebabkan mereka kembali lagi, kesulitan lah," ungkapnya.
Baca juga: Peneliti Sebut Napi Terorisme yang Tak Ikut Program Deradikalisasi Perlu Pengawasan Khusus
Abu Askar diketahui sebagai mantan anggota JAD Sukabumi-Cianjur. Ia juga sempat beraksi pada 2013 di Vihara Ekayana dan Kedutaan Besar Myanmar. Ia bebas dari Lembaga Pemasyarakatan dan mengaku kembali ke NKRI.
Awalnya, Robby mengungkapkan, JAD Bandung adalah salah satu cabang JAD yang masih berkegiatan. Robby menuturkan, JAD Bandung memiliki ideologi dan solidaritas kuat terhadap jemaahnya.
"Saya melihat ada sekian banyak bahasanya cabang JAD, memang salah satunya masih aktif itu Bandung, Bandung Raya lah bahasa mereka. Memang saya akui teman-teman JAD yang masih aktif itu punya solidaritasnya tinggi, artinya sesama jemaah pasti dibantu sampai betul-betul bisa mandiri," kata dia kepada awak media, Kamis (8/12/2022).
Baca juga: Densus 88 Tangkap 11 Terduga Teroris Anggota JAD di Merauke
"Ketika solidaritas kuat, mereka bantu. Bahkan dulu ketika saya masih berkiblat kepada mereka, bahasa mereka ketika ada ikhwannya (saudara jemaah) tertangkap, mereka biayai keluarganya dari uang kas. Saya alami sendiri, tuga tahun di dalam, keluarga istri anak di-support," sambungnya.
Sejumlah tokoh JAD Bandung Raya yang dikenalnya seperti Yayat Cahyadi merupakan pelaku bom panci di Taman Pandawa, Kota Bandung pada 2017. Mirip seperti Agus Sujatno, Yayat Cahyadi juga asalnya eks napiter yang kembali menjadi bomber.
Robby menegaskan, alasan terkuat para mantan napiter kembali menjadi bomber adalah faktor ekonomi. Robby menyebut, usai bebas dari lapas, mereka tak ada kegiatan, sementara kebutuhan ekonomi pun menjadi tuntutan yang harus dipenuhi.
"Dari pemerintah pun bukannya nggak ngasih bantuan, tapi untuk hari ini hitungan ngasih modal Rp5 sampai Rp10 juta cukup buat apa modal usahanya. Makanya saya bilang faktor ekonomi yang menyebabkan mereka kembali lagi, kesulitan lah," ungkapnya.
Baca juga: Peneliti Sebut Napi Terorisme yang Tak Ikut Program Deradikalisasi Perlu Pengawasan Khusus
#Bom Bunuh Diri#Jamaah Ansharut Daulah#Polsek Astanaanyar#Narapidana Teroris (Napiter)#Mantan Napiter#Napiter
- Penulis :
- khaliedmalvino