Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Menteri Risma Sujud Ketika Ditagih Janji Hibah Lahan SLBN A di Pajajaran Bandung

Oleh Ahmad Ryansyah
SHARE   :

Menteri Risma Sujud Ketika Ditagih Janji Hibah Lahan SLBN A di Pajajaran Bandung
Pantau – Menteri Sosial Tri Rismaharini bersujud kepada salah satu guru SLB Negeri A Pajajaran Kota Bandung. Diketahui sebelumnya, Risma cekcok dengan staf pengajar SLB, kemudian Menteri sosial itu langsung melakukan sujud.

Dalam kejadian tersebut, Risma sedang menuju ke SLB Negeri A Pajajaran Kota Bandung sehabis menghadiri acara pemberian bantuan sosial dari Kementerian Sosial kepada penerima manfaat di Balai Wiyataguna, Jalan Pajajaran, Kota Bandung. Seketika itu, sejumlah pengajar termasuk kepala sekolah SLB tersebut menghampiri Risma.

"Mau tak perbaiki, nanti pas perbaikan tolong diamankan, soalnya banyak yang tunanetra," kata Risma.

Selama perbaikan, Risma meminta kepada pengelola Wiyataguna agar menyediakan bangunan pengganti selama pembangunan. Risma menjanjikan akan memperbaiki bangunan rusak di SLB tersebut.

Ketika berbicara dengan kepala sekolah, Obrolan masih terlihat santai, namun obrolan itu seketika memanas setelah ada desakan terkait hibah lahan yang dilontarkan oleh sejumlah orang.

"Terkait itu, waktu itu ibu pernah janji menghibahkan itu," kata Tri salah satu pengajar SLB.

"Pak ini susah, karena tanahnya ini ada di tengah gini, saya nggak bisa. Masalahnya apa? Sama-sama negaranya, makanya tadi yang penting saya bisa perbaiki, ini kafe ini juga kita bangun untuk disabilitas," ujar Risma.

Ketika mulai memanas, Emosi Risma mulai terpancing, tak kala ada seorang pengajar membisiki pengajar bernama Tri yang merupakan penyandang tunanetra.

"Tolong pak jangan bisik-bisik, ngomong aja langsung ke saya," kata Risma.

"Kita tidak bisa membangun bu," tambah pengajar bernama Tri.

"Kita bangunkan, apa masalahnya? Tolong jangan gitu, bapak ngomong saja ke saya, bapak jangan gitu, saya paling benci, ngomong ke saya," ujar Risma.

"Saya tambahkan (ruang kelas), ini dibangun sebelum saya, ini dibangun untuk anak-anak disabilitas (keberadaan kafe dan tempat untuk lapangan kerja) bukan untuk saya," tambah Risma.

Tak lupa, Risma juga menekankan, pihak sekolah jangan hanya pikirkan terkait hibah, tapi harus pikirkan setelah siswa lulus, mereka harus bekerja apa dan bekerja di mana. Risma menyebut, kawasan Wiyataguna itu diharapkan bisa dimanfaatkan seluruhnya oleh para disabilitas.

Setelah Risma berikan penjelasan panjang lebar, namun masih ada yang menyanggah pernyataan Risma. Sedangkan Risma masih ada acara lain dan tidak bisa berbincang lebih lama.

"Kami pikirkan anak-anak," ucap pengajar bernama Tri.

"Sama," ucap Risma dengan nada melemah.

Tiba-tiba, seorang pengajar perempuan yang juga penyandang tunanetra berbicara dibelakang barisan, jika perjuangan yang mereka lakukan bukan untuk kepentingan mereka.

"Kita juga bukan untuk kepentingan pribadi bu," ujar pengajar perempuan itu.

"Makannya bu, kata saya kita berbagi," ujar Risma.

"Tapi tolong direalisasikan," kata pengajar itu.

"Saya sujud," ujar Risma dan langsung sujud ke kaki pengajar itu.

Setelah itu, Risma pun langsung dibangkitkan oleh Staf Kementerian Sosial. Sementara itu, pengajar perempuan itu terus berbicara.

"Jangan begitu ibu," kata pengajar itu.

"Bukan seperti ini maksudnya," lanjut pengajar tersebut sambil menangis.

"Ibu dengerin, tadi saya bilang ini saya disaksikan gusti allah," tambah Risma.

Suasana semakin panas ketika pengajar bernama Tri kembali berbicara soal hibah.

Risma pun meminta kepala sekolah untuk ikut jelaskan dan menenangkan suasana. Tapi pengajar lain tak fokus dan terus menuntut kepada Risma dan singung terkait hibah.

"Bu Menteri sama, sama layani masyarakat, begitupun saya sebagai kepala sekolah," ujar kepala sekolah.

Karena suasana semakin tak kondusif, Risma meminta pengajar perempuan itu agar tenang.

"Bu saya sudah sujud lho bu, ibu mau saya sujud lagi? Saya nggak masalah bu," ujar Risma.
Penulis :
Ahmad Ryansyah

Terpopuler