Pantau - Mantan Menko Perekonomian, Rizal Ramli menerima kedatangan Eggi Sudjana di kediamannya untuk membahas tentang kasus ijazah palsu Presiden Joko Widodo, Sabtu (25/2/2023).
Dalam pertemuan tersebut, Rizal mengaku menerima laporan dari Eggi Sudjana jika pihak Jaksa Penuntut Umum (JPU) gagal menghadirkan saksi dan bukti keaslian ijazah Jokowi.
"Padahal masalahnya sederhana, tinggal tunjukkan ijazah asli. Gitu aja kok repot!" ujar Rizal menirukan slogan Presiden keempat RI, Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Rizal menyimpulkan, kasus ijazah palsu Jokowi hingga saat ini masih belum menunjukkan bukti otentik sehingga masih menimbulkan keraguan di publik.
"Artinya, until proven, it's questionable (sampai terbukti, itu meragukan)," tegasnya.
Rizal mengemukakan, Jokowi memang kurang nyaman dengan kalangan intelektual. Bahkan, menurutnya, Yudi Latif pernah mengatakan bahwa Jokowi cenderung anti-intelektual.
"Memang mereka yang diragukan ijazahnya cendrung tidak suka, bahkan anti-intelektual. Berbeda dengan Bung Karno, Pak Harto, dan Gus Dur yang senang dikelilingi kalangan intelektual," lanjut Rizal.
Ia menambahkan, kecenderungan Jokowi yang anti-intelektual tercermin dari sikapnya yang telah melakukan kebohongan berulang kali. Mulai dari mobil Esemka hingga kenaikan harga bahan pokok.
"Kebiasaan berbohong berulang-ulang, PHP (Pemberi Harapan Palsu) tanpa realisasi, nyaris mendekati gejala Pembohong Phatalogis," tandasnya.
Dalam pertemuan tersebut, Rizal mengaku menerima laporan dari Eggi Sudjana jika pihak Jaksa Penuntut Umum (JPU) gagal menghadirkan saksi dan bukti keaslian ijazah Jokowi.
"Padahal masalahnya sederhana, tinggal tunjukkan ijazah asli. Gitu aja kok repot!" ujar Rizal menirukan slogan Presiden keempat RI, Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Rizal menyimpulkan, kasus ijazah palsu Jokowi hingga saat ini masih belum menunjukkan bukti otentik sehingga masih menimbulkan keraguan di publik.
"Artinya, until proven, it's questionable (sampai terbukti, itu meragukan)," tegasnya.
Rizal mengemukakan, Jokowi memang kurang nyaman dengan kalangan intelektual. Bahkan, menurutnya, Yudi Latif pernah mengatakan bahwa Jokowi cenderung anti-intelektual.
"Memang mereka yang diragukan ijazahnya cendrung tidak suka, bahkan anti-intelektual. Berbeda dengan Bung Karno, Pak Harto, dan Gus Dur yang senang dikelilingi kalangan intelektual," lanjut Rizal.
Ia menambahkan, kecenderungan Jokowi yang anti-intelektual tercermin dari sikapnya yang telah melakukan kebohongan berulang kali. Mulai dari mobil Esemka hingga kenaikan harga bahan pokok.
"Kebiasaan berbohong berulang-ulang, PHP (Pemberi Harapan Palsu) tanpa realisasi, nyaris mendekati gejala Pembohong Phatalogis," tandasnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas
