Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Kerap Difitnah Komunis, Jokowi: Mana Ada Balita PKI?

Oleh Adryan N
SHARE   :

Kerap Difitnah Komunis, Jokowi: Mana Ada Balita PKI?

Pantau.com - Presiden Joko Widodo 'gerah' dengan berbagai fitnah yang kerap menghampirinya. Apalagi, Jokowi sering dikaitkan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Menanggapi hal itu, Jokowi mengatakan bagaimana mungkin dirinya seorang PKI, lantaran dia lahir tahun 1961 sementara PKI dibubarkan tahun 1965.

"Coba saya saja di bawah banyak yang diisukan 'Itu pak Jokowi PKI'. Banyak yang seperti itu coba. Padahal PKI itu dibubarkan pada tahun 1965. Saya lahir 1961. Berarti saya baru umur 3-4 tahun. Masa ada PKI balita. Ya ndak? Lucu banget kan. Itu yang memfitnah ngawur," kata Jokowi saat acara penyerahan sertifikat tanah untuk rakyat di Halaman Sirkuit Sentul, Babakan Madang, Bogor, Selasa (6/3/2018).

Baca juga: Baru Berdasarkan Survei, Mahfud Enggan Proaktif Tanggapi Kursi Cawapres

Maka, ia berpesan kepada masyarakat agar dapat menggunakan logika berpikir yang baik ketika ada informasi atau kabar bohong.

"Saya kan masih balita kok difitnah seperti itu. Saya kadang juga mau marah ya gimana. Enggak marah ya gimana. Serba salah. Tapi saya juga mau blak-blakan. Jadi kalau tidak diingatkan seperti itu, ada lho orang yang percaya. Coba logikanya enggak masuk kan? Masih ada yang percaya juga," ujarnya.

Mantan Gubernur DKI itu sebenarnya juga menyayangkan masih saja ada masyarakat yang begitu mudah percaya atau terhasut berita bohong.

"Tugas saya sekarang ini adalah bekerja. Bekerja entah menyiapkan pembagian sertifikat, entah membangun infrastruktur, entah memberikan program-program bantuan sosial yang banyak sekali kita lakukan. Tidak ada yang lain," tuturnya.

Baca juga: Ditanya Pilih Airlangga atau Jusuf Kalla Jadi Cawapres, Begini Jawaban Setnov

Untuk itu secara khusus kemudian Presiden berpesan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk menjaga ukhuwah atau kerukunan bangsa.

"Jangan sampai kita diadu-adu karena pesta demokrasi atau karena pilihan bupati/wali kota ataupun gubernur ataupun pilihan Presiden. Sekali lagi kita saudara sebangsa dan setanah air," katanya.

Menurut dia, Indonesia adalah negara besar, negara beragam, negara majemuk dengan agama berbeda dengan adat berbeda, sekaligus dengan tradisi berbeda.

"Saya selalu sampaikan, jaga persaudaraan kita, sebangsa dan setanah air, jaga persatuan dan kesatuan, jaga kerukunan. Ini penting untuk Indonesia ke depan," katanya.

Penulis :
Adryan N