Pantau - Polemik seputar pembayaran Uang Kuliah Tunggal (UKT) melalui skema cicilan melalui fintech Danacita telah menjadi sorotan banyak pihak.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, mengungkapkan rasa prihatinnya terhadap situasi di mana masih banyak mahasiswa yang memiliki potensi akademik, tetapi mengalami kesulitan dalam membayar UKT.
"Dengan sangat prihatin, kita melihat bahwa banyak mahasiswa yang sebenarnya berpotensi tetapi menghadapi kesulitan dalam memenuhi kewajiban pembayaran uang kuliah," ungkap Hetifah, dikutip Kamis (8/2/2024).
Hetifah kemudian mengusulkan beberapa solusi yang bisa dilakukan pemerintah untuk membantu mahasiswa mengatasi kendala finansial dalam menempuh pendidikan tinggi. Pertama, dengan mengoptimalkan penggunaan Kartu Indonesia Pintar (KIP).
"Kami berpendapat bahwa perlu adanya kebijakan yang lebih cerdas seputar pemanfaatan KIP untuk pendidikan tinggi. Proporsi, sasaran, dan nilai bantuan dari KIP harus disesuaikan dengan biaya UKT agar lebih efektif," jelasnya.
Selanjutnya, adalah dengan mengalokasikan anggaran untuk dikelola menjadi pinjaman tanpa bunga, seperti program kredit mahasiswa.
Dengan demikian, mahasiswa yang menghadapi kesulitan dalam membayar UKT dapat memanfaatkan kredit tersebut sebagai alternatif.
"Saya ingat dulu saat saya kuliah di ITB, ada program yang mirip. Ini memberikan rasa aman kepada mahasiswa bahwa mereka tidak akan terputus dari pendidikan hanya karena masalah finansial," ungkap politisi Fraksi Partai Golkar tersebut.
Hetifah menyatakan, Komisi X DPR akan segera membahas permasalahan ini bersama Kemendikbudristek, serta berkomunikasi dengan Kementerian Keuangan untuk mencari solusi yang tepat dan berkelanjutan.
- Penulis :
- Aditya Andreas
