billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

KKP Siapkan NTT Jadi Model Nasional Tambak Garam Produktif

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

KKP Siapkan NTT Jadi Model Nasional Tambak Garam Produktif
Foto: Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan KKP Koswara (kedua kanan) meninjau lokasi modeling pergaraman (sumber: Humas KKP)

Pantau - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan membangun modeling pergaraman di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai bagian dari strategi nasional mencapai swasembada garam pada tahun 2027.

NTT dipilih karena memiliki iklim panas yang stabil, dinilai ideal untuk produksi garam secara berkelanjutan.

"NTT memiliki iklim panas yang stabil dan cocok untuk produksi garam, kondisinya mirip dengan kawasan Dampier di Australia Barat. Ini membuat NTT sangat potensial untuk menjadi lokasi modelling tambak garam dengan target produktivitas 200 ton per hektare," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan KKP, Koswara.

Peninjauan Lokasi dan Strategi Ekstensifikasi

Tim dari KKP bersama perwakilan PT Garam telah meninjau sejumlah lokasi di Kabupaten Sabu Raijua dan Kabupaten Kupang yang direncanakan menjadi tempat pengembangan modeling tambak garam.

Di Kabupaten Sabu Raijua, peninjauan dilakukan di Desa Menia (Kecamatan Sabu Barat), Desa Bodae (Sabu Timur), dan Desa Deme (Sabu Liae).

Sementara di Kabupaten Kupang, lokasi yang dikunjungi berada di Desa Bipoli dan Oetata, Kecamatan Camplong, wilayah yang telah dikelola oleh PT Garam.

Selain mempertimbangkan potensi alam, aspek sosial-budaya, kejelasan status lahan, dan kesiapan infrastruktur juga menjadi perhatian dalam menilai kelayakan pengembangan tambak garam terintegrasi.

"Hasil peninjauan ini akan melengkapi analisis dan evaluasi KKP dalam menentukan lokasi pembangunan modeling garam dengan skema ekstensifikasi," ujar Koswara.

Pembangunan modeling ini bertujuan meningkatkan produktivitas dan kualitas garam lokal dalam rangka memenuhi kebutuhan nasional yang mencapai 4,9 hingga 5 juta ton per tahun.

Kebutuhan tersebut mencakup sektor konsumsi rumah tangga, industri, peternakan, perkebunan, water treatment, hingga pengeboran minyak.

Sinergi Pemerintah dan Pelaku Usaha

Koswara menambahkan, "Pengelolaan model ini akan melibatkan pemerintah pusat, pemda dan pelaku usaha melalui skema ekonomi yang disepakati."

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, sebelumnya telah menegaskan pentingnya langkah konkret dalam membangun industri garam nasional yang mandiri dan berdaya saing.

Selain modeling ekstensifikasi, strategi peningkatan produktivitas juga dilakukan melalui intensifikasi, yakni dengan memaksimalkan tambak garam rakyat yang telah ada.

Penulis :
Arian Mesa