billboard mobile
HOME  ⁄  Nasional

Pulau Kelapa Berubah, Dari Pulau Sampah Menjadi Teladan Lingkungan Berkat Bank Sampah

Oleh Gian Barani
SHARE   :

Pulau Kelapa Berubah, Dari Pulau Sampah Menjadi Teladan Lingkungan Berkat Bank Sampah
Foto: Pulau Kelapa bangkit dari krisis sampah berkat gerakan Bank Sampah berbasis warga(Sumber: ANTARA/M Riezko Bima Elko Prasetyo)

Pantau - Pulau Kelapa di Kepulauan Seribu kini menikmati suasana pagi yang bersih dan indah berkat perjuangan warganya melawan sampah.

Dahulu, pulau ini dipenuhi sampah plastik dan limbah rumah tangga yang terbawa dari daratan ibu kota dan dibuang ke laut akibat keterbatasan pilihan.

Dermaga yang kini ramai kapal wisata dulunya merupakan muara limbah, dan sampah bahkan sering masuk ke rumah warga saat musim rob.

Perubahan dimulai sejak 2018, dipelopori oleh Zainal dari Suku Dinas Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu, bersama sahabatnya, Nuryana, dengan membentuk Bank Sampah.

Gerakan Warga Membangun Kesadaran Lingkungan

Bank Sampah awalnya asing bagi warga, namun melalui edukasi door-to-door, mereka mulai memahami nilai dari limbah plastik, kardus, dan limbah dapur.

"Kalau dulu hampir semua sampah dibuang ke laut, sekarang residu yang benar-benar tidak bisa diolah saja yang dikirim ke Bantar Gebang, seminggu sekali," ujar Zainal.

Bangunan sederhana Bank Sampah kini menjadi pusat pengelolaan yang berhasil mengurangi sekitar 80 persen sampah dari pesisir.

Tabungan sampah dikelola oleh 106 anggota dan bisa menghasilkan Rp500 ribu hingga jutaan rupiah per tahun.

Sekitar 200–300 kilogram sampah dikumpulkan setiap minggu, dan diolah menjadi produk kerajinan seperti tas, dompet, serta miniatur kapal.

Dukungan Terbatas, Kesadaran Tak Terbendung

Lurah Pulau Kelapa, Muslim, mendukung gerakan Bank Sampah tanpa menjadi komando, melainkan sebagai penyokong inisiatif warga.

Bank Sampah berkembang berkat kesadaran kolektif dan bantuan dari lembaga sosial seperti Yayasan Wahana Visi Indonesia dan Diver Clean Action.

Operasional Bank Sampah berjalan tanpa bergantung pada anggaran pemerintah daerah dan memanfaatkan lahan pribadi karena keterbatasan fasilitas kelurahan.

Setiap pekan, hingga 700 kilogram sampah berhasil dikumpulkan dan diolah.

Transformasi pengelolaan sampah juga berdampak pada peningkatan jumlah wisatawan, serta menurunkan kasus penyakit kulit di pulau tersebut.

Bank Sampah Pulau Kelapa menjadi simbol kemandirian lingkungan berbasis komunitas yang mampu menyelamatkan pulau tanpa teknologi canggih atau anggaran besar.

Penulis :
Gian Barani

Terpopuler