Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

BNPB: Gunung Anak Krakatau Naik Level Siaga, Zona Bahaya Diperluas 5 Km

Oleh Sigit Rilo Pambudi
SHARE   :

BNPB: Gunung Anak Krakatau Naik Level Siaga, Zona Bahaya Diperluas 5 Km

Pantau.com - Aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau yang terletak di Selat Sunda terus meningkat. Untuk itu, PVMBG Badan Gelologi Kementerian ESDM telah menaikkan status Gunung Anak Krakatau dari Waspada (Level II) menjadi Siaga (Level III), dengan zona berbahaya diperluas dari 2 kilometer menjadi 5 kilometer.

Hal tersebut juga turut disampaikan oleh Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho melalui keterangan tertulisnya yang diterima Pantau.com, Kamis (27/12/2019).

Baca juga: Gunung Anak Krakatau Masih Erupsi, Masyarakat Cilegon dan Serang Diimbau Tak Keluar Rumah

"Masyarakat dan wisatawan dilarang melakukan aktivitas di dalam radius 5 kilometer dari puncak kawah Gunung Anak Krakatau. Naiknya status Siaga (Level III) ini berlaku terhitung mulai 27 Desember 2018 pukul 06.00 WIB," ujar Sutopo.

Sutopo mrnjelaskan, bahwa berdasarkan data PVMBG, Gunung Anak Krakatau aktif kembali dan memasuki fase erupsi mulai Juli 2018. Erupsi selanjutnya berupa letusan-letusan Strombolian yaitu letusan yang disertai lontaran lava pijar dan aliran lava pijar yang dominan mengarah ke tenggara. Erupsi yang berlangsung fluktuatif.

"Pada 22 Desember 2018 terjadi erupsi namun tercatat skala kecil, jika dibandingkan dengan erupsi periode September-Oktober 2018. Hasil analisis citra satelit diketahui lereng barat-baratdaya longsor (flank collapse) dan longsoran masuk ke laut. Inilah kemungkinan yang memicu terjadinya tsunami," ungkapnya.

"Saat ini aktivitas letusan masih berlangsung secara menerus, yaitu berupa letusan Strombolian disertai lontaran lava pijar dan awan panas," sambungnya.

Sementara itu menurut Sutopo, pada Rabu, 26 Desember 2018 terpantau letusan berupa awan panas dan Surtseyan. Awan panas ini yang mengakibatkan adanya hujan abu. Dominan angin mengarah ke baratdaya sehingga abu vulkanik menyebar ke baratdaya ke laut.

Untuk itu lah menyebabkan adanya hujan abu vulkanik tipis jatuh di Kota Cilegon dan sebagian Serang pada waktu yang sama sekitar pukul 17.15 WIB. Sutopo menilai Abu vulkanik tak berbahaya justru menyuburkan tanah. Masyarakat agar mengantisipasi menggunakan masker dan kacamata saat beraktivitas di luar saat hujan abu.

Baca juga: BMKG Sebut Erupsi Gunung Anak Krakatau Tidak Akan Seperti Tahun 1883

"Pengamatan Gunung Anak Krakatau selama 27 Desember 2018 pukul 00.00 – 06.00 WIB, aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau masih berlangsung, tremor menerus dengan amplitude 8-32 milimeter (dominan 25 milimeter), dan terdengar dentuman suara letusan," pungkasnya.

Penulis :
Sigit Rilo Pambudi