
Pantau - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengajak civitas akademika dan alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk bersatu menghadapi praktik mafia pangan yang merugikan petani dan masyarakat.
Ajakan Bersama Melawan Mafia Pangan
Dalam Sarasehan Nasional Dies Natalis ke-85 Fakultas Pertanian IPB dan Ikatan Alumni Faperta IPB di Bogor, Amran menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan alumni.
"IPB memiliki sejarah panjang dan telah melahirkan banyak tokoh besar. Kita harus bersatu baik pemerintah, akademisi, maupun alumni, untuk memberantas mafia pangan dan memastikan pangan kita berpihak pada petani dan rakyat," kata Amran.
Ia menegaskan peran IPB sangat strategis, tidak hanya melahirkan inovasi tetapi juga menjadi benteng moral melawan praktik kotor di sektor pangan.
Menurutnya, mafia pangan tidak boleh dibiarkan menguasai ekosistem agribisnis, khususnya perberasan.
Hasil investigasi Kementerian Pertanian menemukan 212 dari 268 merek beras premium tidak sesuai standar, dan kasus tersebut sudah dilaporkan ke aparat hukum.
"Kasus ini merugikan petani, memukul konsumen, dan menciptakan ketidakadilan. Negara tidak boleh kalah. Kami akan terus bertindak tegas," tegas Mentan.
Soroti Masalah Pupuk dan Peran Strategis IPB
Selain beras, Amran juga menyoroti masalah pupuk palsu hingga tata kelola pupuk bersubsidi yang merugikan petani.
Ia mencontohkan kasus pupuk tanpa unsur hara yang menyebabkan banyak petani gagal panen dengan kerugian hingga Rp3,2 triliun.
"Bayangkan, petani yang hanya bermodal pinjaman KUR harus menanggung kerugian besar karena pupuk yang digunakan tidak berkualitas. Ini sangat menyakitkan," ungkap Amran.
Amran menegaskan kompleksitas persoalan pangan tidak bisa ditangani pemerintah sendiri, sehingga perlu sinergi lintas sektor, termasuk peran nyata IPB dan alumninya.
"Kalau kita bersama, saya yakin kita bisa membereskan masalah mafia pangan dan berbagai isu pertanian lainnya. Ini perjuangan kita semua," imbuhnya.
Dekan Fakultas Pertanian IPB, Suryo Wiyono, menambahkan bahwa pihaknya berpegang pada nilai dasar inovasi, ketangguhan, sinergi, kepeloporan, dan kerakyatan.
"Dengan pemerintahan (Presiden) Pak Prabowo (Subianto) yang sangat pro pertanian, kami berharap kontribusi dan peran Fakultas Pertanian IPB ke depan akan semakin nyata dan signifikan bagi bangsa," kata Suryo.
Ia menegaskan perjalanan panjang Fakultas Pertanian sejak kuliah perdana September 1940 telah melahirkan banyak kontribusi penting bagi bangsa.
Momentum Dies Natalis ke-85 menjadi ajang mempertemukan alumni, akademisi, mahasiswa, hingga petani untuk memperkuat dukungan terhadap peran IPB di masa kini dan masa depan.
- Penulis :
- Shila Glorya
- Editor :
- Tria Dianti