Tampilan mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

PLTN Zaporizhzhia Dihujani Rentetan Tembakan saat Alami Pemutusan Listrik Terlama, IAEA Peringatkan Risiko Meningkat

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

PLTN Zaporizhzhia Dihujani Rentetan Tembakan saat Alami Pemutusan Listrik Terlama, IAEA Peringatkan Risiko Meningkat
Foto: (Sumber: Dewan Direksi Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi menyampaikan pidato selama Konferensi Umum IAEA ke-69 di Wina, Austria (15/9/2025). ANTARA/Xinhua/He Canling/aa..)

Pantau - Rentetan penembakan terjadi di sekitar kompleks Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia, Ukraina, pada Senin, 6 Oktober 2025, di tengah pemutusan pasokan listrik eksternal terlama sejak fasilitas tersebut beroperasi.

Ancaman Keamanan Nuklir Meningkat

Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menyatakan bahwa serangan ini menimbulkan "risiko yang semakin meningkat" terhadap keamanan dan keselamatan nuklir di PLTN Zaporizhzhia.

Sekitar 15 rentetan penembakan dilaporkan menghantam wilayah dekat dan menengah dari kompleks PLTN tersebut.

Menurut laporan ZNPP kepada IAEA, dua di antaranya menghantam sekitar 1,25 kilometer dari perimeter fasilitas.

Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan dan belum ada informasi langsung mengenai kerusakan pada instalasi nuklir akibat insiden ini.

Bergantung pada Generator Darurat

Direktur Jenderal IAEA, Rafael Grossi, menyatakan bahwa situasi di PLTN Zaporizhzhia menunjukkan bahaya yang terus mengintai.

“Situasi keamanan dan keselamatan nuklir jelas tidak membaik. Sebaliknya, risikonya semakin meningkat,” ungkap Grossi.

Ia menjelaskan bahwa sejak 23 September 2025, PLTN kehilangan koneksi ke jalur listrik eksternal 750 kilovolt terakhirnya akibat konflik yang sedang berlangsung.

Kondisi tersebut memaksa ZNPP mengandalkan delapan unit generator diesel darurat untuk memasok listrik cadangan yang dibutuhkan guna mendinginkan reaktor mati dan limbah bahan bakar.

“Pembangkit tersebut kini tidak memiliki pasokan listrik off-site selama hampir dua pekan, yang memaksanya mengandalkan generator diesel darurat guna memperoleh listrik yang dibutuhkan untuk mendinginkan reaktor yang mati dan limbah bahan bakar. Ini situasi yang sangat sulit,” jelas Grossi.

Ia menyerukan pengendalian militer secara maksimal di sekitar fasilitas nuklir dan menegaskan komitmennya untuk terus menjalin komunikasi dengan pihak Rusia dan Ukraina demi memulihkan pasokan listrik eksternal secepat mungkin.

Penulis :
Aditya Yohan