Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

Ray Rangkuti: Berita Hoax Justru Bikin Stagnan Elektabilitas Capres

Oleh Adryan N
SHARE   :

Ray Rangkuti: Berita Hoax Justru Bikin Stagnan Elektabilitas Capres

Pantau.com - Direktur Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti, menilai penyebaran hoax berpengaruh terhadap elektabilitas calon presiden dan calon wakil presiden di Pilpres 2019. 

Ray mencontohkan kasus yang terjadi pada penganiayaan Ratna Sarumpaet dan tercoblosnya surat suara sebanyak tujuh kontainer di Tanjung Priok. Kabar yang belakangan disebut hoax itu dinilai merugikan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

"Ini isyarat penting terhadap dua hal, pasangan (nomor urut) 02 beberapa kali terasosiasi bahwa seolah-olah kubu tersebut memproduksi hoax dari persoalan Ratna sampai tujuh kotak suara kontainer yang sudah tercoblos. Ini sedikit banyak menjadikan stagnansi elektabilitas. Sejak awal kampanye stagnan di Desember, Januari," ujar Ray pada diskusi 'Hoax, Integritas KPU dan Ancaman Legitimasi Pemilu' yang digelar Institut Demokrasi Republikan (ID-Republikan) di kawasan Cikini, Jumat (18/1/2019).

Baca juga: Pengamat Nilai Jokowi Lebih Menguasai Panggung daripada Prabowo, Ini Alasannya

Pasangan Prabowo-Sandi, kata Ray, sempat naik elektabilitasnya pada November 2018 lalu. Namun, kemajuan itu tak berlangsung lama setelah hoax yang menyudutkan pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin muncul. 

Meski begitu, sebagai 'korban', pasangan nomor urut 01 tak mendapat keuntungan banyak, terlebih melonjaknya tingkat keterpilihan.

"Walaupun 01 pulih kembali, sepertinya setelah tiga bulan cenderung agak turun, karena diterpa isu-isu. Sekarang relatif naik diangka 1-2 persen," ujar Ray.

Lebih lanjut, ia berharap masyarakat aktif melawan produksi dan penyebaran berita bohong, bukan malah turut menyebarkannya. Pasalnya, aktor politik yang menggunakan cara-cara ini, biasanya cenderung korup atau hendak menyalahgunakan jabatan. 

Baca juga: PKS Nilai Debat Pilpres Pertama Kurang Greget, Kenapa?

"(Narasi yang merusak negeri) itu dibangun mereka (politisi) yang menggunakan hoax dan politik identitas. Dia tidak bisa dipilih dan tidak patut untuk mendapatkan amanat negeri," kata Ray.

Dalam acara itu, selain diskusi turut digelar deklarasi pemilu Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, Jujur dan Adil (Luber Jurdil) oleh Gerakan Satu Indonesia. Mereka pun berharap pesta demokrasi berlangsung aman, damai, serta berintegritas tanpa hoaks.

"Juga mengimbau agar masing-masing kontestan sama-sama menjaga harmoni politik di Pemilu 2019," kata Endah, perwakilan Gerakan Satu Indonesia.

Penulis :
Adryan N