
Pantau - Menteri Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Maman Abdurrahman, menyampaikan permintaan maaf atas pernyataannya yang sempat viral terkait anjuran untuk memproduksi barang tiruan atau KW.
Dalam pernyataannya, Maman mengakui bahwa ucapannya tersebut merupakan kesalahan dalam menyampaikan analogi.
"Saya mohon maaf dan sekali lagi, saya sebagai menteri harus fair untuk mengatakan bahwa itu (anjuran produksi barang tiruan) adalah kesalahan dalam penyampaian dan penggunaan analogi," ungkapnya.
Klarifikasi Maksud dan Tujuan Pernyataan
Maman menjelaskan bahwa maksud sebenarnya dari pernyataannya adalah untuk mendorong pelaku UMKM agar mempelajari dan meniru produk internasional, kemudian memodifikasinya menjadi produk baru yang berkualitas.
Ia mencontohkan model pengembangan industri yang dilakukan oleh negara-negara seperti China dan Korea Selatan, yang pernah meniru produk dari Jepang dan negara Barat sebagai awal industrialisasi mereka.
"Kipas angin (dari luar negeri) ditiru, lalu sekarang Korea punya LG. Dia nirunya bukan plek-plekan tiru dalam arti negatif, dia istilahnya amati, tiru, modifikasi," jelas Maman.
Menurutnya, pendekatan amati, tiru, modifikasi atau ATM bertujuan agar produk UMKM Indonesia lebih menarik, berkualitas, dan mampu bersaing di pasar.
Ia menambahkan bahwa transformasi dari produk imitasi dapat melahirkan inovasi dan memperkuat sektor industri nasional.
"Korea Selatan berhasil dalam membuat produk imitasi, lalu transformasi dengan riset dan pengembangan mereka. Sekarang banyak produk-produk berkualitas dari Korea Selatan, begitu pula dengan China," ujarnya.
Tegaskan Komitmen terhadap HAKI
Maman juga menegaskan bahwa dirinya tidak mendukung pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual (HAKI), dan aspek ini tetap menjadi perhatian penting dalam pengembangan UMKM.
"Saya mohon maaf kalau menjadi tafsir publik, seakan-akan saya mendukung supaya kita produksi barang KW. Itu 100 persen tidak," ia mengungkapkan.
Pernyataan kontroversial tersebut sebelumnya ia sampaikan dalam acara "1 Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran" yang digelar di Jakarta pada Kamis, 16 Oktober 2025.
Anjuran itu disampaikan sebagai solusi menghadapi gempuran produk murah asal China, yang menurutnya juga memproduksi barang serupa dari merek-merek ternama.
Maman berharap klarifikasinya dapat meluruskan kesalahpahaman publik dan menegaskan komitmen pemerintah dalam mendukung UMKM secara inovatif namun tetap taat hukum.
- Penulis :
- Arian Mesa