
Pantau - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa perlindungan terhadap pasar domestik merupakan prioritas tertinggi pemerintah dalam strategi pembangunan industri nasional.
"Saya ingin menegaskan bahwa perlindungan pasar domestik adalah prioritas tertinggi. Realitas menunjukkan bahwa 80 persen output industri kita diserap di pasar domestik, sementara hanya 20 persen yang diekspor," ujar Agus.
Empat Sumber Permintaan Domestik Jadi Fokus
Menperin menjelaskan bahwa melindungi pasar domestik berarti menjaga empat sumber utama permintaan, yaitu:
- Pemerintah
- Rumah tangga
- Swasta
- Investasi
Untuk sektor pemerintah, ia menekankan perlunya perluasan kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) agar belanja negara bisa menjadi motor penggerak industrialisasi.
Sementara itu, penguatan daya beli masyarakat menjadi penting untuk rumah tangga dan swasta melalui kebijakan proteksi yang tepat sasaran.
"Untuk investasi, kepastian pasar domestik adalah syarat utama agar investor mau menanamkan modalnya," jelas Agus.
Penguatan Proteksi dan Penataan Entry Port
Menperin juga menegaskan pentingnya memperkuat instrumen hambatan dagang, baik yang bersifat tarif maupun nontarif.
Ia menyoroti perlunya penataan ulang pelabuhan masuk (entry port) untuk produk impor jadi, yang dinilai menjadi jalur utama masuknya barang luar negeri secara tidak terkendali.
"Banyak industri kita kalah bukan karena tidak mampu, tetapi karena pasar dibanjiri produk impor yang masuk tanpa kendali. Kebijakan proteksi ini bukanlah proteksi buta. Tujuannya adalah menciptakan ruang bagi industri nasional agar mereka bisa tumbuh, berinovasi, dan akhirnya menjadi kompetitif," tegasnya.
Pasar Ekspor Tetap Penting, Fokus pada Produk Manufaktur
Meskipun fokus pada penguatan pasar dalam negeri, Menperin tetap mendorong ekspansi industri nasional ke pasar global.
Diversifikasi pasar ekspor dinilai sangat penting mengingat tingginya ketidakpastian geopolitik dan geoekonomi dunia.
Ia menambahkan bahwa berbagai perjanjian dagang bilateral dan regional menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk masuk ke rantai pasok global.
"Diplomasi industri harus diperkuat, dan kita harus berani memposisikan Indonesia bukan hanya sebagai eksportir bahan mentah, tetapi sebagai eksportir produk manufaktur bernilai tinggi," ujarnya.
Indonesia Berpeluang Jadi Pemain Kunci Industri Baterai
Menperin juga menyoroti potensi besar industri Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) untuk dikembangkan ke pasar ekspor.
"Dengan keunggulan kita sebagai produsen nikel terbesar di dunia, Indonesia berpeluang besar menjadi pemain kunci dalam industri baterai global," pungkasnya.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf










