Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

INDEF Dorong Optimalisasi Energi Panas Bumi untuk Dukung Pertumbuhan Ekonomi dan Transisi Energi Bersih

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

INDEF Dorong Optimalisasi Energi Panas Bumi untuk Dukung Pertumbuhan Ekonomi dan Transisi Energi Bersih
Foto: (Sumber: PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Ulubelu, Tanggamus Lampung. ANTARA/HO-Dokumen Pribadi..)

Pantau - Direktur Eksekutif INDEF Esther Sri Astuti menyatakan bahwa energi panas bumi memiliki potensi besar untuk menjadi penggerak utama perekonomian nasional sekaligus memperkuat bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) di tengah terbatasnya cadangan energi fosil.

Peran Strategis Energi Panas Bumi

Esther menekankan pentingnya pengembangan energi terbarukan sebagai bagian dari upaya mendukung target pertumbuhan ekonomi nasional, sejalan dengan arah transisi energi global.

Ia menyatakan bahwa pemanfaatan panas bumi di Indonesia masih belum optimal dan memerlukan dukungan pemerintah berupa insentif yang jelas serta infrastruktur yang memadai.

“Pemerintah perlu memperkuat pengembangan bauran energi bersih untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” ungkapnya.

Esther juga menyoroti peran PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) sebagai pelaku utama dalam sektor panas bumi nasional.

Dalam Laporan Keuangan Kuartal III 2025, PGE menyampaikan rencana ekspansi kapasitas hingga 1 GW dalam dua hingga tiga tahun dan 1,8 GW pada tahun 2033.

Esther menilai rencana ekspansi tersebut dapat mempercepat transisi menuju energi bersih dan memberikan dampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

Sinergi dan Insentif Jadi Kunci

Ia menegaskan perlunya dukungan konkret dari pemerintah dalam mempercepat pengembangan proyek-proyek panas bumi, termasuk melalui sinergi antar-BUMN.

Salah satu bentuknya adalah kolaborasi PGE dengan PLN Indonesia Power dalam pengembangan 19 proyek panas bumi eksisting dengan total kapasitas mencapai 530 MW.

“Dukungan berupa insentif menjadi faktor penting untuk memastikan tercapainya target kapasitas,” ujarnya.

Esther menambahkan bahwa potensi sumber daya panas bumi Indonesia sangat besar, namun realisasinya bergantung pada keseriusan pemerintah dalam memberikan perhatian dan dukungan.

Pemerintah juga dinilai perlu segera merealisasikan agenda strategis dalam Asta Cita, termasuk swasembada energi dan target pertumbuhan ekonomi 8% yang dicanangkan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Kementerian ESDM saat ini menghadapi tantangan dalam penyusunan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034, yang mencakup target peningkatan kapasitas pembangkit EBT hingga 76% dan proyeksi tambahan kapasitas listrik sebesar 69,5 GW.

Esther menyimpulkan bahwa pemerintah harus memperkuat dorongan terhadap pengembangan energi bersih karena pemanfaatannya di masyarakat masih belum merata.

Penulis :
Ahmad Yusuf