
Pantau - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa lebih dari 52 juta masyarakat Indonesia telah mengikuti program Cek Kesehatan Gratis (CKG) dalam satu tahun terakhir.
Fokus Preventif dan Dampak Program
Menurut Budi, program CKG berdampak signifikan terhadap peningkatan cakupan skrining tuberkulosis (TB) yang telah menjangkau lebih dari 20 juta orang.
Ia menjelaskan bahwa langkah tersebut menjadi bagian dari perubahan fokus Kementerian Kesehatan dari pendekatan kuratif menuju preventif dan promotif guna menjaga masyarakat tetap sehat.
Budi menegaskan bahwa pada tahun 2045, sebanyak 84 juta anak Indonesia akan memasuki usia produktif bertepatan dengan satu abad kemerdekaan Indonesia.
"Hanya tersisa dua dekade untuk memastikan generasi tersebut tumbuh menjadi generasi yang sehat, tangguh, dan unggul," ungkapnya.
Untuk mencapai target tersebut, Kemenkes melaksanakan tiga program hasil terbaik cepat (PHTC) sebagai upaya percepatan transformasi kesehatan nasional.
Enam Pilar Transformasi Kesehatan
Dalam empat tahun terakhir, Indonesia menjalankan transformasi kesehatan yang meliputi enam pilar utama untuk mewujudkan layanan kesehatan yang berkualitas, mudah diakses, dan terjangkau.
Pada transformasi layanan primer, sebanyak 8.349 puskesmas telah menerapkan integrasi layanan, sistem surveilans penyakit menjadi lebih cepat, serta kapasitas laboratorium kesehatan masyarakat meningkat di seluruh provinsi.
Prevalensi stunting balita juga turun di bawah 20 persen untuk pertama kalinya, yakni mencapai 19,8 persen.
Dalam transformasi layanan rujukan, peningkatan mutu rumah sakit terus dilakukan, dengan 29 provinsi kini mampu melaksanakan bedah jantung terbuka dan tindakan clipping, serta delapan provinsi sudah bisa melakukan STA-MCA bypass untuk kasus stroke.
Pada transformasi sistem ketahanan kesehatan, pemerintah memastikan ketersediaan obat, vaksin, dan alat kesehatan dalam negeri, dengan 10 dari 14 antigen vaksin imunisasi rutin sudah diproduksi di Indonesia.
Sementara itu, transformasi pembiayaan kesehatan mencatat sebanyak 268 juta penduduk atau 98 persen telah terlayani dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Pada 2024, asuransi berkontribusi 36,3 persen terhadap total belanja kesehatan nasional, terdiri atas 30,9 persen dari asuransi sosial dan 5,4 persen dari asuransi swasta.
Dalam transformasi SDM kesehatan, 61 persen puskesmas telah memiliki sembilan jenis tenaga kesehatan sesuai standar, sedangkan 74 RSUD dilengkapi dengan tujuh dokter spesialis dasar.
Penguatan SDM dilakukan melalui rekrutmen aparatur sipil negara, penugasan khusus, pemberian beasiswa, pelatihan dokter spesialis berbasis rumah sakit, serta program fellowship dan kemudahan izin praktik bagi tenaga medis dalam dan luar negeri.
Terakhir, transformasi teknologi kesehatan diwujudkan dengan integrasi data fasilitas kesehatan melalui sistem SATUSEHAT serta pemanfaatan teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk mendeteksi penyakit seperti kanker paru, TB, dan stroke secara cepat dan akurat.
Program Biomedical and Genome Science Initiative (BGSI) telah diikuti oleh 17.099 peserta atau 89,5 persen dari target, dengan layanan kedokteran presisi yang terus dikembangkan di 10 Hub BGSI untuk berbagai pemeriksaan, termasuk deteksi risiko kanker dan penyakit genetik.
Menuju Generasi Sehat Indonesia Emas
Budi menambahkan bahwa keberhasilan transformasi kesehatan tidak akan terwujud tanpa adanya transformasi budaya kerja tenaga kesehatan sebagai pilar ketujuh.
Ia menyebut perjalanan menuju Indonesia sehat sebagai perjalanan panjang yang penuh tantangan, namun juga penuh harapan.
"Dengan tekad dan kerja sama, generasi sehat dapat diwujudkan sebagai fondasi bangsa yang kuat," ujarnya.
Dalam peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-61 di Jakarta, Budi memberikan penghargaan kepada seluruh insan kesehatan Indonesia, termasuk tenaga medis, akademisi, dunia usaha, organisasi masyarakat, media, dan kader kesehatan di seluruh pelosok negeri.
Ia mengajak semua pihak menjadikan HKN ke-61 sebagai momentum memperkuat komitmen, menumbuhkan optimisme, dan melanjutkan transformasi kesehatan Indonesia.
Budi juga menekankan pentingnya membangun kesehatan jiwa dan raga mulai dari diri sendiri, keluarga, masyarakat, hingga seluruh Indonesia untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf







