
Pantau - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melakukan operasi modifikasi cuaca untuk mempercepat pencarian korban longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, yang terkendala hujan lebat selama beberapa hari terakhir.
Upaya Modifikasi Cuaca Dikerahkan Hadapi Kendala Cuaca
Operasi modifikasi cuaca dimulai pada Minggu, 16 November 2025, dengan melibatkan ahli dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang berada dalam pesawat pemantau.
Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan, menjelaskan bahwa keberhasilan modifikasi cuaca sangat bergantung pada arah dan kecepatan angin di wilayah terdampak.
Ia menyampaikan bahwa "ahli BMKG bertugas mengidentifikasi kandungan air dalam awan sebelum dilakukan penyemaian," ungkapnya.
BNPB optimis apabila angin sesuai dengan prediksi BMKG, hujan dapat dicegah atau hanya berupa rintik ringan, namun apabila prediksi meleset, hujan tetap berpotensi turun.
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, menyatakan bahwa operasi modifikasi cuaca dilakukan atas permintaan daerah dan telah berjalan sebagai upaya percepatan pencarian korban hilang.
Dalam rapat evaluasi di Posko Lapangan, Luthfi menekankan pentingnya penguatan koordinasi seluruh unsur SAR, khususnya dalam menghadapi hambatan cuaca ekstrem.
Pembatasan Waktu Operasi SAR dan Kondisi Terkini
Kepala BPBD Jawa Tengah, Bergas Catursasi Penanggungan, menyatakan bahwa kegiatan pencarian korban hanya dapat dilakukan mulai pukul 06.00 hingga 18.00 WIB karena kondisi cuaca yang tidak mendukung.
Dengan adanya modifikasi cuaca, diharapkan intensitas hujan dapat ditekan sehingga waktu pencarian dapat diperpanjang dan operasi menjadi lebih efektif.
Hingga hari keempat pencarian, Minggu 16 November 2025 pukul 13.00 WIB, Tim SAR gabungan dari Basarnas telah menemukan 10 jenazah korban longsor, sementara 11 orang lainnya masih dinyatakan hilang dan dalam proses pencarian.
- Penulis :
- Gerry Eka
- Editor :
- Gerry Eka








