Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

KSOP Sebut Gelombang Tinggi Penyebab Tenggelamnya Kapal Wisata KM Putri Sakinah di Labuan Bajo

Oleh Gerry Eka
SHARE   :

KSOP Sebut Gelombang Tinggi Penyebab Tenggelamnya Kapal Wisata KM Putri Sakinah di Labuan Bajo
Foto: (Sumber: Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo Stephanus Risdiyanto. ANTARA/Gecio Viana.)

Pantau - Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo menyatakan bahwa kapal wisata KM Putri Sakinah tenggelam akibat dihantam gelombang tinggi secara tiba-tiba saat berlayar di kawasan Taman Nasional Komodo.

Kronologi Kejadian dan Proses Evakuasi

Kapal semi pinisi tersebut membawa total 11 orang, terdiri dari tujuh wisatawan asing berkewarganegaraan Spanyol, empat awak kapal, dan satu pemandu wisata.

Insiden terjadi saat kapal berlayar dari Pulau Kalong menuju Pulau Padar untuk melakukan aktivitas trekking pada Sabtu pagi.

Namun dalam perjalanan, kapal mengalami mati mesin dan dihantam gelombang tinggi secara tiba-tiba, lalu tenggelam.

"Ketinggian gelombang yang terjadi di lapangan adalah swell atau gelombang tinggi yang datang secara tiba-tiba antara 2–3 meter dan terjadi dalam periode yang singkat, hanya setengah sampai satu jam saja, sehingga itu yang membuat kesulitan di dalam kami melakukan pencarian awal, karena gelombang tinggi," ungkap Stephanus Risdiyanto dari KSOP Labuan Bajo.

Tim SAR gabungan menerima informasi awal dan langsung menuju lokasi kejadian menggunakan RIB Pos SAR Manggarai Barat.

Sebanyak tujuh orang berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat, yaitu dua wisatawan asing, satu pemandu wisata, dan empat awak kapal.

Tiga dari korban selamat tersebut dievakuasi oleh Kapal Nepton yang kebetulan sedang melintas dari Labuan Bajo ke Pulau Padar, sementara empat lainnya diselamatkan oleh Tim SAR gabungan.

Empat penumpang lainnya hingga kini masih dalam pencarian.

Pencarian Masih Berlanjut, Cuaca Jadi Kendala

Tim SAR gabungan melakukan pencarian di area sekitar satu nautical mile selama tiga jam, namun belum berhasil menemukan korban lainnya.

Pada hari kedua, upaya pencarian melibatkan 40 personel dari berbagai instansi, termasuk KSOP Labuan Bajo, Basarnas, Baharkam Mabes Polri, Ditpolairud Polda NTT, Polairud Polres Manggarai Barat, Lanal Labuan Bajo, Asosiasi Pemilik Kapal, serta penyelam dari Persatuan Penyelam Profesional Komodo (P3KOM).

Sekitar tujuh alat utama (alut) juga dikerahkan dalam operasi tersebut.

Apabila cuaca memburuk selama proses pencarian, Pos milik Balai Taman Nasional Komodo di Pulau Padar akan digunakan sebagai tempat menginap sementara bagi tim penyelamat.

Identitas empat wisatawan asing yang masih dalam pencarian adalah Martin Carreras Fernando, Martin Garcia Mateo, Martines Ortuno Maria Lia, dan Martinez Ortuno Enriquejavier.

KSOP sebelumnya telah mengingatkan seluruh pelaku wisata dan nelayan untuk mewaspadai potensi cuaca ekstrem yang sering terjadi di kawasan Taman Nasional Komodo.

Penulis :
Gerry Eka