Pantau.com - Karo Penmas DivHumas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo kasus berita bohong atau hoax pada tahun 2019 meningkat jika dibandingkan dengan sebelumnya. Sebab, pada tahun 2018 tercatat ada 52 kasus hoax.
"Januari sampai Juni (2019) itu ada 51 kasus, 32 yang selesai. Artinya ada peningkatan karena kalau tahun lalu itu (2018), satu tahun 52 kasus," ucap Dedi di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (26/6/2019).
Baca juga: Menkominfo Imbau Masyarakat Tak Sebar Hoax Terkait Putusan Sidang MK
Tak hanya penyebaran hoax, sambung Dedi, peningkatan yang cukup masif juga terjadi pada kasus ujaran kebencian. Sebab data yang dimiliki, sedikitnya 225 kasus yang tercatat pada tahun 2018.
"Ujaran kebencian ada 255 kasus selama satu tahun di 2018, sedangkan periode Januari hingga Juni sudah mencapai 101 kasus," ungkap Dedi.
Peningkatan jumlah kedua perkara itu, dikatakan Dedi, lantaran momentum Pemilihan Umum (Pemilu) yang berlangsung pada tahun ini. Akan tetapi, tim siber Polri terus melakukan sejumlah upaya guna menekan penyebaran hoax di media sosial.
Baca juga: Menkominfo Angkat Bicara Soal Polemik Pembatasan Medsos saat Sidang MK
Bahkan, tim siber Polri juga memprediksi penyebaran hoax akan tambah marak menjelang putusan sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) di Mahkamah Konstitusi (MK) yang akan berlangsung pada Kamis (27/6/2019).
"Ada beberapa akun yang menyebarkan narasi provokatif, itu masih kami lakukan penyelidikan," pungkas Dedi.
- Penulis :
- Adryan N
