Pantau Flash
HOME  ⁄  News

4 Sapi di Ponorogo Mati Mendadak Diduga gegara PMK

Oleh Firdha Riris
SHARE   :

4 Sapi di Ponorogo Mati Mendadak Diduga gegara PMK
Foto: Kondisi sapinya sakit diduga terkena PMK di Ponorogo, Kamis (2/1/2025). ANTARA/Prastyo

Pantau - Sedikitnya ada empat ekor ternak sapi di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur (Jatim), yang dilaporkan mati mendadak dengan gejala diduga mirip wabah PMK (Penyakit Mulut dan Kuku). Kasus tersebut dikonfirmasi perangkat Desa Jimbe, Kecamatan Jenangan, Moch Aziz Eko Febrianto, Kamis (2/1).

"Iya, empat sapi milik warga kami dilaporkan mati mendadak dalam 10 hari terakhir dengan gejala yang mirip PMK. Selain itu, ada satu ekor sapi lagi dilaporkan sakit," kata Aziz dilansir Antara, Jumat (3/1/2025).

Terkait hal itu, pihaknya sudah melaporkan kejadian tersebut ke pihak kecamatan dan mantri hewan. Namun, sampai sekarang belum ada tindak lanjut. Empat sapi yang mati merupakan jenis Brahman dengan total kerugian mencapai puluhan juta rupiah.

"Sapi-sapi yang mati langsung dikubur oleh pemiliknya,” ujarnya.

Baca juga: Ingin Harga Sapi Hidup Minimal Rp50 Ribu per Kg, Begini Jurus Kementan

Dinas Peternakan Kabupaten Ponorogo belum memberikan tanggapan resmi terkait laporan ini. Tetapi, berdasarkan data sebelumnya, wabah PMK di Ponorogo sempat terkendali setelah program vaksinasi massal dilakukan pada pertengahan tahun lalu.

Kasus terbaru ini memunculkan kembali kekhawatiran akan dampak ekonomi bagi peternak. Sebagai gambaran, seekor sapi Brahman dengan bobot lebih dari 500 kg bisa dihargai hingga Rp20 juta per ekor.

Peternak berharap agar pemerintah segera turun tangan untuk mencegah meluasnya wabah. “Kami hanya ingin sapi-sapi ini bisa diselamatkan,” ujar Kayun (73), warga Dukuh Setutup, Desa Jimbe, Kecamatan Jenangan.

Sementara itu, laporan warga juga menyebutkan bahwa sejumlah peternak di desa lain mulai waspada dan melakukan langkah-langkah pencegahan secara mandiri, seperti membersihkan kandang secara rutin dan membatasi akses ke area ternak.

Kayun juga mengungkapkan bahwa salah satu sapinya menunjukkan gejala PMK. Ia terpaksa mengobati sapinya secara mandiri dengan menyemprotkan antibiotik dan memberi pakan secara paksa.

 "Sudah sepekan gejalanya seperti ini. Mulut dan hidung berlendir, tidak bisa berdiri, kukunya luka, dan tidak mau makan. Saya punya dua ekor sapi, yang kena hanya satu. Sampai sekarang belum ada mantri hewan yang datang," katanya, Selasa (31/12/2024).

Baca juga: Puluhan Ekor Sapi di Gorontalo Mati Mendadak, Diduga gegara Diracun
 

 

Penulis :
Firdha Riris