billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  News

Proses Pembongkaran Pagar Laut Tangerang dalam Pengawasan Ditpolairud Banten

Oleh Laury Kaniasti
SHARE   :

Proses Pembongkaran Pagar Laut Tangerang dalam Pengawasan Ditpolairud Banten
Foto: Pengawasan pembongkaran pagar laut perairan utara Kabupaten Tangerang, Selasa (28/1/2025). (ANTARA/HO-Polda Banten)

Pantau - Proses pembongkaran pagar laut di Kabupaten Tangerang, Banten saat ini tengah berlangsung di bawah pengawasan Direktorat Kepolisian Air dan Udara (Ditpolairud) Polda Banten. Langkah ini dilakukan dalam rangka pengamanan terkait monitoring Sitkamtibmas.

"Kegiatan Ditpolairud Polda Banten dan Personel Satpolaires Tangerang ini dalam rangka pengamanan terkait monitoring Sitkamtibmas Pembongkaran Pagar Laut di wilayah Hukum Polres Tangerang," kata Dirpolairud Polda Banten, Kombes Pol Yunus Hadith Pranoto, Selasa (28/1/2025).

Baca juga: TNI AL Gunakan Drone dalam Pemetaan Pembongkaran Pagar Laut Tangerang

Dalam kegiatan tersebut, Satuan Polairud Polresta Tangerang juga turut mengawasi terhadap proses pembongkaran di wilayah perairan Pulau Cangkir, Kecamatan Kronjo dengan panjang area mencapai sekitar 500 meter.

Kegiatan dimulai sejak Rabu (22/1), melibatkan Ditpolairud yang bekerja sama dengan TNI Angkatan Laut serta didukung sekitar 150 orang nelayan. Dalam pengawasan tersebut, Ditpolairud Polda Banten mengerahkan Kapal URC-RHAN, Rubber Boat, dan Speed Boat milik Satpolaires Tangerang.

“Kemudian melibatkan 150 orang nelayan dengan menggunakan sarana perahu nelayan sebanyak 40 perahu nelayan, dengan didampingi oleh 100 personel TNI AL yang dipimpin oleh Danlanal Banten Kolonel Laut (P) Arif Rahman S.T M.Tr Hanla M.M," kata Yunus.

Baca juga: Pembongkaran Pagar Laut di Tangerang, Polda Targetkan 500 Meter/Hari

Menurutnya, pagar bambu di perairan tersebut dinilai mengganggu aktivitas pelayaran dan berdampak negatif pada ekosistem laut di kawasan perairan. Pembongkaran pagar laut ini diharapkan mampu mengembalikan fungsi perairan dan menjaga kelestarian lingkungan laut.

"Operasi ini menunjukkan komitmen Polairud dalam melindungi lingkungan laut dan memastikan keselamatan aktivitas pelayaran. Selain itu, masyarakat sekitar diimbau untuk tidak lagi memasang pagar bambu atau alat lain yang dapat merusak ekosistem laut dan mengganggu jalur pelayaran," ujar Yunus.

Penulis :
Laury Kaniasti
Editor :
Laury Kaniasti