Pantau - Manajer baru Leicester City, Ruud van Nistelrooy, mengakui bahwa dirinya sedih dan kecewa. Saat meninggalkan Manchester United usai kedatangan Ruben Amorim.
Diketahui, Nistelrooy bergabung dengan Manchester United sebagai asisten Erik ten Hag. Namun setelah Ten Hag dipecat, dirinya diberi tanggung jawab sebagai manajer interim.
Dalam 4 pertandingan yang dipimpinnya, Setan Merah mencatatkan 3 kemenangan dan 1 hasil imbang, menjauhkan klub dari keterpurukan.
Namun, keputusan manajemen menunjuk Ruben Amorim sebagai manajer permanen membuat Nistelrooy harus mengakhiri perannya.
"Saya sedih dan kecewa harus pergi. Rasanya menyakitkan karena saya sangat ingin membantu klub yang begitu berarti bagi saya," kata Nistelrooy.
Meski kecewa, Nistelrooy akhirnya menerima keputusan Amorim yang tidak menyertakannya dalam tim pelatih. Sebagai seorang manajer berpengalaman, dirinya memahami posisi Amorim.
"Saya berbicara dengan Ruben, dan itu percakapan yang baik, dari manajer ke manajer. Ini membantu saya menerima situasi dan fokus pada peluang baru," jelasnya.
Kini, Nistelrooy resmi menjadi manajer Leicester City, menggantikan Steve Cooper yang baru saja dipecat. Tantangan besar menanti karena The Foxes tengah terpuruk di papan bawah Liga Premier setelah serangkaian hasil buruk.
Sebagai manajer, Nistelrooy dituntut membangkitkan performa Leicester, tim yang pernah berjaya saat memenangkan Liga Premier pada 2016.
Dengan pengalaman melatih PSV Eindhoven dan kiprah singkat sebagai manajer interim di Manchester United, Nistelrooy optimis bisa membawa perubahan.
"Tugas ini berat, tetapi saya percaya dengan dedikasi dan kerja keras, kami bisa membalikkan situasi. Saya ingin memberikan yang terbaik untuk Leicester," ujar Nistelrooy dalam konferensi pers pertamanya di klub.
Baca Juga:
- Penulis :
- Kaorie Zeto Hapki
