
Pantau - Mantan pelatih Tottenham Hotspur, Antonio Conte, melontarkan sindiran tajam terhadap mentalitas klub London Utara tersebut, dengan menyebut bahwa keberhasilan lolos ke Liga Champions dirayakan seolah-olah memenangkan Liga Premier.
Conte mulai melatih Tottenham pada November 2021, menggantikan Nuno Espirito Santo ketika klub berada di peringkat ke-9 klasemen Liga Inggris.
Ia berhasil mengangkat performa Spurs hingga finis di posisi ke-4 dan mengamankan tiket ke Liga Champions, mengungguli Arsenal dalam perebutan posisi tersebut.
" Saya tiba di Tottenham pada bulan November, dengan tim ada di peringkat ke-9 dalam klasemen. Di tahun pertama, kami mengalahkan Arsenal ke zona Liga Champions. Untuk Tottenham, Anda harus paham, lolos ke Liga Champions praktis sama dengan memenangkan gelar Liga Premier," ujarnya.
Conte Soroti Budaya Klub, Kini Sukses Bersama Napoli
Conte mengaku heran dengan euforia klub terhadap pencapaian yang menurutnya masih jauh dari standar juara.
" Saya memanggil staf saya dan memberi tahu mereka, bahwa kami sebaiknya tidak terbiasa dengan perayaan semacam ini, yang berarti kami seharusnya tidak merayakan kualifikasi Liga Champions seolah-olah itu gelar Liga Premier. Kami terbiasa merayakan untuk hal-hal yang sangat berbeda," tegasnya.
Conte meninggalkan Tottenham pada musim keduanya setelah terjadi ketegangan dengan pemain dan kritik keras terhadap budaya klub yang dianggap minim ambisi prestasi.
Tottenham akhirnya memutus paceklik gelar dengan menjuarai Liga Europa musim 2024/2025 di bawah pelatih Ange Postecoglou, namun tetap memecat sang pelatih karena performa buruk di Liga Inggris, di mana mereka finis di posisi ke-17.
Setelah keluar dari Spurs, Conte melatih Napoli sejak 2024 dan langsung membawa klub itu menjuarai Liga Italia.
Dengan capaian tersebut, Conte kini tercatat telah menjuarai liga domestik bersama empat klub berbeda: Juventus, Chelsea, Inter Milan, dan Napoli.
- Penulis :
- Balian Godfrey