
Pantau - Pengamat sepak bola Binder Singh mengkritisi peran Wakil Ketua Umum PSSI, Zainudin Amali, menyusul kegagalan timnas Indonesia U22 yang tersingkir di fase grup SEA Games 2025 di Thailand.
Dalam siaran siniar Bola Bung Binder pada Sabtu (13/12), Binder menyebut bahwa Amali merupakan pihak yang paling layak dimintai penjelasan karena menjabat sebagai penanggung jawab langsung timnas U22.
Binder menegaskan bahwa Amali pernah menyampaikan target tinggi timnas di ajang ini, yakni medali emas.
"Targetnya adalah emas", ungkap Amali dalam kutipan yang dikutip kembali oleh Binder sebagai bukti bahwa tanggung jawab terhadap kegagalan berada pada Amali.
Binder Soroti Unggahan Exco PSSI dan Peran Langsung Amali
Binder turut menyoroti unggahan Instagram anggota Exco PSSI, Arya Sinulingga, yang menyatakan: "Minta maaf, urusan Timnas sepak bola putra untuk SEA Games, saya tidak mengerti (silakan tanya yang mengerti)."
Menurut Binder, pernyataan tersebut memperjelas bahwa urusan timnas U22 di SEA Games merupakan kendali langsung dari Zainudin Amali.
Ia juga menyebut pemilihan Indra Sjafri sebagai pelatih timnas U22 adalah keputusan Amali secara langsung.
Target emas pun disebut bukan berasal dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), yang hanya menargetkan perak, melainkan berasal dari Amali sendiri.
Kritik Terhadap Strategi dan Tuntutan Transparansi
Binder menyayangkan kegagalan timnas U22 yang bahkan tidak meraih satu pun medali dan menyebutnya sebagai kegagalan non-teknis.
Ia menuntut Zainudin Amali untuk memberi penjelasan terbuka kepada publik.
"Indra Sjafri sudah menyatakan bertanggung jawab secara teknis. Sekarang pertanyaannya, siapa yang bertanggung jawab secara nonteknis?" ujarnya.
Menurut Binder, seharusnya ada diskusi intensif antara Wakil Ketua Umum PSSI dan pelatih, terutama menjelang laga penentuan melawan Myanmar yang membutuhkan kemenangan dengan selisih gol tertentu.
Ia juga menyoroti keputusan-keputusan yang dinilai lemah, mulai dari pemilihan pelatih yang sejak awal kontroversial hingga pemanfaatan pemain seperti Ivar Jenner yang dianggap tidak sesuai kapasitas.
Kekalahan dari Filipina dinilainya sebagai hal yang memalukan dan mencerminkan lemahnya perencanaan.
Namun demikian, Binder menegaskan bahwa kritik ini bukan untuk menjatuhkan tim, melainkan sebagai bentuk tuntutan atas pertanggungjawaban dan transparansi dari PSSI.
"Kalau Erick Thohir bisa minta maaf atas kegagalan timnas senior, maka publik berhak menunggu siapa dari PSSI yang bertanggung jawab atas kegagalan SEA Games ini," ia mengungkapkan.
- Penulis :
- Gerry Eka
- Editor :
- Tria Dianti








