
Pantau.com - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu berpotensi tertekan seiring indikasi pemulihan ekonomi Amerika Serikat. Rupiah dibuka menguat 37 poin atau 0,26 persen menjadi Rp14.643 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.680 per dolar AS.
"Ada potensi pelemahan rupiah. Nilai tukar regional terlihat melemah di awal perdagangan hari ini," kata Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu (12/8/2020).
Baca juga: Sinyal Ekonomi Global Mulai Pulih, Rupiah Menguat Rp14.580 per USD
Ariston menuturkan, dolar AS terlihat menguat sejak semalam karena indikasi pemulihan ekonomi di AS dari rilis data-data tenaga kerja dan indeks harga produsen bulan Juli yang lebih bagus dari proyeksi.
"Penguatan dolar AS ini bisa menekan pergerakan nilai tukar emerging markets termasuk rupiah," ujar Ariston.
Baca juga: Rupiah Dibuka Menguat Rp14.600 per USD di Awal Pekan
Selain itu, lanjut Ariston, kabar belum adanya kemajuan pembicaraan stimulus AS antara dua partai berkuasa, Partai Republik dan Partai Demokrat, juga bisa melemahkan sentimen terhadap aset berisiko pagi ini.
Ariston memperkirakan rupiah berpotensi tertekan di kisaran Rp14.550 per dolar AS hingga Rp14.750 per dolar AS. Pada Selasa 11 Agustus 2020, rupiah ditutup melemah 32 poin atau 0,22 persen menjadi Rp14.680 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.648 per dolar AS.
- Penulis :
- Tatang Adhiwidharta