
Pantau.com - Sejumlah negara telah menghentikan sementara waktu penggunaan vaksin COVID-19 AstraZeneca, keputusan tersebut diambil setelah ada laporan soal penggumpalan darah pada orang-orang yang telah menerima vaksin tersebut.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengimbau beberapa negara pengguna vaksin itu agar tidak menghentikan program vaksinasi mereka.
WHO mengatakan tidak ada bukti bahwa kasus-kasus penggumpalan darah disebabkan oleh vaksin yang dikembangkan AstraZeneca bersama Universitas Oxford.
Badan pengawas obat-obatan Eropa (EMA), mengatakan jumlah kasus tromboemboli (penggumpalan darah) pada orang yang divaksin tidak lebih tinggi dari jumlah pada orang secara umum.
Pada 10 Maret, sudah 30 kasus kejadian tromboemboli dilaporkan di antara hampir lima juta orang yang sudah disuntik vaksin AstraZeneca di Wilayah Eropa.
Baca juga: Ditangguhkan di 5 Negara, AstraZeneca Klaim Tak Ada Bukti Vaksinnya Sebabkan Pengentalan Darah
Vaksin COVID-19 yang sudah diberikan pada orang-orang hingga 12 Maret berjumlah lebih dari 300 juta dosis. Sejauh ini, tidak ada kasus kematian yang ditemukan akibat vaksin COVID-19, kata WHO melalui pernyataan pada Senin (15/3).
Lebih dari 10 juta orang di Inggris telah menerima vaksin, dan tidak menunjukan efek samping yang serius setelah disuntik vaksin AstraZeneca tersebut, ucap WHO.
Berikut ini adalah daftar negara yang telah menunda penggunaan vaksin COVID-19 AstraZeneca:
AUSTRIA:
Pada 7 Maret, Austria menghentikan sementara penggunaan satu jenis vaksin setelah satu orang meninggal dan satu lainnya sakit. Jenis Vaksin tersebut dikirim ke 17 negara anggota Uni Eropa.
BULGARIA:
Bulgaria menghentikan vaksinasi sampai badan pengawas Eropa mengirimkan pernyataan tertulis yang dapat menghilangkan semua keraguan tentang keamanan vaksin tersebut.
DENMARK:
Pada Kamis (11/3), Denmark menangguhkan penggunaan vaksin tersebut selama dua minggu setelah melaporkan gejala "sangat tidak biasa" pada warga negara berusia 60 tahun. Warga tersebut meninggal karena pembekuan darah setelah disuntik vaksin.
PRANCIS:
Prancis akan berhenti memberikan vaksin dan menunggu kajian terkait vaksin tersebut dari badan pengawas obat-obatan Eropa.
JERMAN:
Pada 15 Maret, Jerman menangguhkan penggunaan vaksin tersebut sebagai tindakan "pencegahan" terhadap hal-hal yang tidak diinginkan.
ISLANDIA:
Pada 11 Maret, Islandia juga ikut menghentikan sementara penggunaan vaksin AstraZeneca, setelah Norwegia mengambil langkah serupa. Islandia menunggu hasil investigasi badan pengawas obat-obatan Eropa.
INDONESIA:
Pada 15 Maret, Indonesia menunda pemberian vaksin sambil menunggu hasil kajian WHO terhadap jenis vaksin tersebut.
IRLANDIA:
Pada Minggu (14/3), Irlandia menghentikan penyuntikan vaksin untuk sementara waktu sebagai langkah "pencegahan", dan menunggu informasi lebih lanjut dari regulator Eropa terkait vaksin tersebut.
ITALIA:
Pada 15 Maret, Italia menyatakan berhenti menggunakan vaksin tersebut sebagai "pencegahan sementara" sambil menunggu keputusan badan pengawas obat-obatan Uni Eropa. Sebelumnya, tiga jenis vaksin yang berbeda, yaitu (ABV2856, AV6096 dan ABV5811) juga ditangguhkan di berbagai wilayah.
BELANDA:
Pemerintah Belanda pada, Minggu (14/3), menunda program vaksinasi karena melihat kasus efek samping di negara-negara lain. Pada Senin (15/3), badan terkait di negara tersebut melaporkan 10 kasus efek samping yang merugikan dari vaksin tersebut.
Baca juga:BPOM Tegaskan Tidak Masalah Jika Tak Ada Uji Klinis AstraZeneca di Indonesia
NORWEGIA:
Pada 11 Maret, Norwegia menghentikan peluncuran vaksin dan mengatakan tiga petugas kesehatan sedang dirawat karena mengalami perdarahan, penggumpalan darah, dan penurunan jumlah trombosit.
ROMANIA:
Pada 11 Maret, Romania menyatakan berhenti untuk sementara waktu menjalankan vaksinasi dengan salah satu jenis vaksin.
SPANYOL:
Pada Senin (15/3), menteri kesehatan Spanyol mengatakan, negaranya akan berhenti menggunakan vaksin tersebut, setidaknya selama dua minggu. Penangguhan itu diumumkan setelah empat wilayah menghentikan pemberian salah satu jenis vaksin.
THAILAND:
Vaksinasi akan dilanjutkan pada 15 Maret, setelah peluncuran penyuntikan vaksin ditunda minggu lalu.
- Penulis :
- Syahrul