billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Nasional

NTT Lebih Khawatirkan DBD Dibanding Virus Korona

Oleh Noor Pratiwi
SHARE   :

NTT Lebih Khawatirkan DBD Dibanding Virus Korona

Pantau.com - Dibanding dengan virus korona, masalah demam berdarah (DBD) di Nusa Tenggara Timur (NTT) lebih mengkhawatirkan karena telah menelan korban 42 orang.

"Untuk COVID-19 kita perlu waspada, tetapi yang perlu dikhawatirkan saat ini adalah masalah DBD yang saat ini sudah menerjang 22 kabupaten/kota se-NTT," kata Wagub NTT Josef Nae Soikepada wartawan di Kupang, Rabu (18/3/2020).

Hal ini disampaikannya berkaitan dengan semakin meningkatnya jumlah korban meninggal akibat DBD. Kasus tertinggi berada di kabupaten Sikka dengan jumlah korban meninggal 14 orang. Meskipun jumlah pasien DBD dari hari ke hari terus mengalami penurunan, berkat penanganan yang sigap dari dokter dan pemerintah daerah.

Baca juga: Jumlah Kasus DBD di Jawa Barat Mencapai 4.600 Orang

"Kami juga sudah mengimbau kepada sejumlah bupati untuk tidak hanya mencegah masuknya virus COVID-19 tetapi juga menanggani dan mencegah penyebaran nyamuk aedses aegypty yang menyebabkan DBD," tambah dia.

Orang nomor dua di NTT itu mengatakan, seluruh masyarakat NTT juga sudah menyatakan perang melawan demam berdarah itu. Salah satu cara adalah dengan membersihkan lingkungan sekitar dari berbagai sampah-sampah.

"Saya mau sampaikan juga kepada masyarakat NTT bahwa sampah itu kalau dalam bahas lanti Odi et Amo yang artinya membenci dan mencintai.Kalau kita mencintai sampah berarti kita pungut sampah dan membuang pada tempatnya penyakit tidak akan datang, tapi kalau kita membenci sampah, kita buang sembarang maka penyakit akan datang ke pada kita," ucap dia.

Baca juga: Kemenkes: 104 Orang Meninggal Dunia Akibat DBD, Lampung-NTT Tertinggi

Sementara itu Dinas Kesehatan Provinsi NTT, Rabu pagi melaporkan bahwa kasus demam berdarah di NTT sampai dengan Senin (16/3) sudah terdapat 3.661 kasus demam berdarah di NTT dengan korban meninggal mencapai 42 orang.

Penyumbang kasus demam berdarah terbanyak masih berada pada kabupaten SIkka dengan jumlah kasus 1.335 kasus dengan kematian mencapai 14 orang. Posisi kedua ditempati  kota Kupang dengan jumlah kasus mencapai 502 kasus dengan korban meninggal mencapai lima orang.

Penulis :
Noor Pratiwi