
Pantau.com - Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Antonius Benny Susetyo mengatakan hal yang paling mendasar yang bisa dilihat dari kota toleran adalah pendirian rumah ibadah. Hal itu diucapkannya saat menjadi pembicara dalam acara Design Workshop tentang Tata Kelola Kota Toleran pada Jumat (11/12/2020).
Acara yang diselenggarakan secara online oleh Stara Institute membahas tentang 5 kota toleran yang terpilih yaitu Bogor, Surakarta, Malang, Bandung, dan Makassar.
"Hal paling mendasar adalah pendirian rumah ibadah karena dari sinilah bisa tercermin apakah pemerintah memberikan ruang kepada kelompok minoritas," jelasnya.
Baca juga: BPIP Titipkan Pancasila Kepada Generasi Muda Pangandaran
Lebih lanjut dirinya mengatakan bahwa kepala daerah tidak boleh tunduk kepada kaum intoleran.
"Perlu diingat bahwa kepala daerah dan semua pemangku kekuasaan tidak boleh tunduk pada kaum intoleran. Karena salah satu tugasnya menjamin kerukunan masyarakat," tambah Benny.
Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dijelaskan Benny harus berfungsi dan perhatiannya harus pluralis. Kebijakan pemerintah daerah juga harus diperhatikan jangan sampai ada diskiriminasi.
"Variabel kebijakan pemerintah daerah kepada publik apakah masih ada diskiriminasi baik pada pegawai maupun kepada masyarakat, apakah ada eksklusivitas seperti pemakaman, tidak ada diskiriminasi kepada kaum minoritas," pungkasnya.
Robert Endi Jaweng, Direktur Eksekutif Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) berpendapat hal yang sama mengenai output dari pelayanan publik yang tidak boleh ditemukan adanya diskriminasi dan harus terbuka dengan keberagaman.
"Output pelayanan publik dari layanan dasar hingga kesehatan juga harus memperhatikan tanpa adanya diskirimnasi," ujarnya.
Baca juga: Kepala BPIP: Negeri Pancasila Begitu Diberkahi dengan Kekayaan Alamnya
Salah satu peserta jalannya diskusi Agnes Dwi menyampaikan perlunya pemerintah merangkul komunitas siber untuk membantu membangun perspektif mengenai toleransi.
"Pemerintah harus menyentuh komunitas siber yang aktif di media sosial dan punya kekuatan di medsos dalam membangun perspektif," ujar Agnes
- Penulis :
- Adryan N