Pantau Flash
HOME  ⁄  Olahraga

Cerita Aji Santoso, Jalani Puasa di Rumah Bersama Burung Kesayangan

Oleh Adryan N
SHARE   :

Cerita Aji Santoso, Jalani Puasa di Rumah Bersama Burung Kesayangan

Pantau.com - Menikmati hobi sebagai kicau mania menjadi cara pelatih Persebaya Surabaya, Aji Santoso menjalani ibadah puasa Ramadan di tengah pandemi korona. Pelatih sekaligus legenda hidup Green Force -julukan Persebaya- ini bisa menghabiskan waktu seharian untuk merawat burung-burung koleksinya.

Aji mematuhi arahan pemerintah dengan tetap di rumah selama pandemi. Hari-harinya banyak dihabiskan untuk merawat burung-burung koleksinya. "Dari siang sampai sore saya biasa duduk santai di rumah sambil mendengarkan kicau burung," ujar Aji.

Mantan kapten tim Persebaya era 90-an ini mulai mengoleksi burung sejak sejak masih aktif bermain. Sekarang koleksinya sudah tak terhitung jumlahnya. Aji tak hanya mengoleksi burung lokal, beberapa di antaranya adalah burung keturunan atau yang berasal dari luar negeri.

"Saya punya empat burung murai batu. Burung cucak cungkok ada tiga ekor, ini asli dari Tiongkok. Burung sikatan londo yang dari Eropa pun saya punya satu ekor. Burung cililin ada dua ekor. Serta beberapa burung kenari," katanya.

Baca juga: Manahati Punya Hobi Baru saat Menunggu Berbuka Puasa, Apa Itu?

Tak hanya sebagai pehobi, Aji juga pernah mengepakkan sayap sebagai peternak burung murai. Tak tanggung-tanggung, ia memiliki tempat khusus untuk menyimpan burung-burung miliknya. Di sana ada 21 kandang. Aji juga mempekerjakan beberapa orang untuk merawat burung-burung koleksinya.

"Sekarang hanya tinggal beberapa pasang saja. Sebab saya sendiri fokus 100 persen ke sepak bola. Saya khawatir tak bisa konsentrasi ke burung. Jadi untuk sementara ini tak lagi jadi peternak, hanya pehobi," ucapnya.

Menjadi pehobi burung sebenarnya selaras dengan filosofinya sebagai pelatih sepak bola. Aji sering terjun langsung ke pasar burung untuk mendapatkan bibit berkualitas. Kadang, ia mendapatkan informasi dari sejumlah kolega, termasuk para perawat burungnya.

"Ketika saya menemukan pemain muda bakat dan belum punya pengalaman, itu membuat saya senang. Saya merasa puas ketika mereka menjadi pemain top," ujar coach Aji.

"Sama dengan memelihara burung. Menjadi kepuasan tersendiri ketika menemukan burung yang berbakat bagus, dan bisa menjadikannya burung berkualitas. Ini sama seperti filosofi saya sebagai pelatih," imbuh mantan pelatih tim nasional Indonesia U-23 tersebut.

Baca juga: Kiper Persija Jalani Puasa Spesial di Tengah Pandemi COVID-19

Aji juga memiliki trik jitu untuk menemukan bibit burung berkualitas. Indikatornya sederhana. Hanya dilihat dari kicauannya. Jika si anak burung ini senang berkicau, sementara anakan lainnya masih belum, itu adalah tanda-tanda kalau burung ini punya potensi jadi burung master.

"Kemarin, dalam sebuah kejuaraan di Malang, burung murai saya berhasil menempati peringkat empat. Hasil yang bagus mengingat lawannya adalah burung-burung bagus dan mahal. Sedangkan burung saya ini sudah saya rawat sejak anakan," ungkpanya.

Tak hanya mendapatkan medali dalam kejuaraan kicau burung, Aji juga pernah meraup keuntungan puluhan juta setelah burung koleksinya dibeli oleh sesama kicau mania. "Burung saya pernah laku Rp 50 juta. Itu termasuk murah. Ada seekor burung murai yang harganya Rp 3 miliar. Punya orang Bandung," pungkas Aji.

rn
Penulis :
Adryan N