Pantau Flash
HOME  ⁄  Lifestyle

75 Persen Lansia Pasien COVID-19 Meinggal Disertai Demensia

Oleh Gilang
SHARE   :

75 Persen Lansia Pasien COVID-19 Meinggal Disertai Demensia

Pantau.com - Orangtua atau lansia memiliki risiko yang tinggi terhadap paparan virus korona, bahkan sebanyak 75 persen kematian pasien lansia COVID-19 adalah orang dengan demensia sebagai penyakit penyerta.

Berdasarkan penelitian kolaboratif antara London School of Economics dan University College of London, secara global sekitar 75 persen kematian pasien yang terpapar COVID-19 adalah orang dengan demensia sebagai penyakit penyerta (underlying condition).

Baca juga: Mengenal Happy Hypoxia yang Bisa Sebabkan Kematian Pada Pasien COVID-19

Usia merupakan faktor terbesar terkait dengan demensia, golongan lansia memiliki risiko paling tinggi terhadap paparan COVID-19, dengan 86 persen kematian terjadi pada golongan usia 65 tahun ke atas.

"Kondisi pandemi COVID-19 yang berlangsung saat ini juga membuat banyak orang rentan akan kesepian, kecemasan, dan depresi, tak terkecuali ODD (orang dengan demensia) dan caregivers," kata Direktur Regional Alzheimer Asia Pasifik sekaligus Penggagas Yayasan Alzheimer Indonesia, DY Suharya.

Ahli Syaraf dan Dekan UNIKA Atma Jaya Dr. dr. Yuda Turana SpS mengatakan selama masa pandemi dan kenormalan baru, membuat orang dengan demensia dan caregiver atau pengasuhnya memiliki tantangan yang lebih besar khususnya dalam hal adaptasi.

"Situasi yang normal aja sulit, sekarang harus beradaptasi dengan kebiasaan baru, tentu ini menjadi tantangan besar. Risiko terkena COVID-19 besar apalagi ada tambahan demensia, orang dengan demensia imunnya lebih turun," kata dr. Yuda.

Baca juga: Pilih Olahraga di Luar Ruang? Perhatikan 5 Prosuder Ini!

Orang dengan demensia memiliki gangguan kognitif dan perilaku sehingga mereka tidak bisa mengungkapkan perasaan atau rasa sakit yang dialami. Jika terpapar COVID-19, orang dengan demensia akan terlambat terdeteksi dan berakibat fatal.

"Orang demensia sulit untuk mengungkapkan perasaan dan sakit. Gejala COVID kan enggak cuma demam, screening di mall itu hanya menyisihkan 20 persen gejala aja, sisanya tidak spesifik," ujar dr. Yuda.

Penulis :
Gilang