Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Deal soal Sawit, Indonesia Kini Diminta Beli Gula dan Beras India

Oleh Tatang Adhiwidharta
SHARE   :

Deal soal Sawit, Indonesia Kini Diminta Beli Gula dan Beras India

Pantau.com - Pemerintah India setuju dengan persyaratan yang diminta Indonesia terkait ekspor kepala sawit agar tidak ada perbedaan dengan Malaysia. Namun, India juga meminta Indonesia untuk bisa membeli beras dan gula dalam bentuk raw sugar dari mereka.

“Memang saat sekarang tarif kelapa sawit, baik itu untuk CPO maupun RBD sudah sama. Semula ada perbedaan 5 persen, namun sesuai dengan permintaan Bapak Presiden, Perdana Menteri Narendra Modi menerima itu sehingga tarif CPO itu sama, Refined Bio Blended itu sama, RBD itu sama,” ujar Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto seperti dilansir Setkab, Jakarta, Senin (4/11/2019).

Menurut Airlangga, saat ini 40 persen CPO, 50 persen RBO akan dikirimkan per akhir bulan Desember menjadi 37,5 persen dan 45 persen, dan ini berlaku untuk Indonesia dan Malaysia. Praktis tidak ada perbedaan antara Indonesia dan Malaysia. “Dengan demikian, tentu ini menjadi bagian dari kerja sama,” tambahnya.

Baca juga: Airlangga Sebut Kebijakan Biodiesel Bisa Atasi Defisit Neraca Perdagangan

Diakui Menko Perekonomian, jika India mengharapkan Indonesia bisa membeli beras dan gula dalam bentuk raw sugar dari India. Menurut Airlangga, pemerintah sudah mengatakan diambil secara bertahap.

“Nanti bisa ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan ke depan dan memang per hari ini trade kita dengan India positif. Kita positif USD8 miliar, tertinggi di 2017 sebesar USD10 miliar dan komoditas utamanya adalah batu bara dan kelapa sawit,” terang Airlangga.

Dalam kesempatan itu Airlangga Hartarto menyampaikan, India itu penting terkait dengan RCEP (Regional Comprehensive Economic Partnership), sebagaimana pemerintah RRT juga menyatakan pentingnya India bagi finalisasi RCEP.

Baca juga: Wapres: Pemerintah Tingkatkan Permintaan Minyak Sawit dalam Negeri

“Memang kalau kita lihat, RCEP adalah blok terbesar melebihi Uni Eropa (EU). EU itu PDB-nya kira-kira Rp18 triliun, kalau PDB RCEP itu USD27 triliun, sedangkan TPP itu USD11 triliun. Kalau kita lihat trade-nya RCEP itu USD11,5 triliun, EU USD12,5 dan TPP USD5,8 triliun. Kalau kita bicara penduduk, RCEP ini 3,6 miliar jadi tentu jauh lebih besar daripada EU dan PBB. Oleh karena itu, tadi hampir seluruh pemimpin itu mendorong agar perundingan ini bisa difinalisasi,” papar politisi Golkar itu.

Sementara Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto, mengatakan India berkeinginan untuk masuk. Sebab, ASEAN merupakan partner yang terpenting bagi India.

“RCEP ini masih berlangsung. Nanti saya juga akan masih berunding lagi dengan menteri-menteri seluruh member RCEP ini,” tukasnya.

Penulis :
Tatang Adhiwidharta