
Pantau - Bangladesh kembali meminta India mengekstradisi mantan Perdana Menteri Sheikh Hasina yang dijatuhi hukuman mati in absentia pada 17 November atas tuduhan memerintahkan penindakan keras terhadap protes mahasiswa tahun sebelumnya.
Bangladesh mengirim surat resmi permintaan ekstradisi kepada India pada Jumat untuk menyerahkan Hasina yang berusia 78 tahun serta mantan Menteri Dalam Negeri Asaduzzaman Khan Kamal yang juga dijatuhi hukuman mati.
Informasi tersebut disampaikan Penasihat Luar Negeri Md Touhid Hossain kepada wartawan di Dhaka pada Minggu.
Pengadilan Kejahatan Internasional di Dhaka mengadili Hasina atas tuduhan melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Hasina melarikan diri ke India pada 5 Agustus 2024 saat puncak protes besar terhadap pemerintahannya yang menurut PBB menewaskan lebih dari 1.400 orang.
Penasihat hukum Asif Nazrul menyatakan bahwa pemerintah sementara juga mempertimbangkan mengajukan permohonan ke Mahkamah Pidana Internasional untuk memulangkan Hasina.
Kementerian Luar Negeri Bangladesh menilai bahwa menampung Hasina merupakan tindakan bermusuhan yang serius dan bentuk penyelewengan keadilan apabila negara lain memberikan suaka kepada seseorang yang telah divonis melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Bangladesh sebelumnya telah mengirim permintaan pemulangan Hasina pada Desember tahun lalu namun India belum memberikan jawaban.
Bangladesh dan India memiliki perjanjian ekstradisi bersama yang ditandatangani pada 2013.
Pemilu pertama Bangladesh sejak protes tersebut dijadwalkan berlangsung pada Februari 2026.
Partai politik Hasina yakni Liga Awami masih dilarang melakukan aktivitas politik hingga kini.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf







